PORTAL LEBAK - Berkembangnya kehadiran militer Rusia di perbatasan Ukraina, menjadikan negara-negara Barat memperingatkan pada pemerintah negara di kawasan timur Eropa itu.
Pemerintah Estonia kemarin mengungkapkan sejumlah grup pasukan tempur bergerak di depan kawasan yang kemungkinan garis serangan untuk menduduki "medan utama".
Ini bertentangan dengan keterangan Moskow yang menyatakan diri untuk mundur. Saat ini, terlihat lebih banyak kendaraan lapis baja, helikopter dan rumah sakit di lapangan.
Hal ini dungkapkan kepala intelijen pertahanan Inggris dalam komentar publik yang jarang terjadi, dan dilansir PortalLebak.com dari Reuters.
Lebih dari 7.000 tentara telah dipindahkan ke perbatasan dalam beberapa hari terakhir, beberapa yang tiba pada hari Rabu 16 Februari 2022.
Seorang pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden, menyatakan hal ini kepada media, meski tanpa memberikan bukti.
Baca Juga: Ribuan Orang Berunjuk Rasa di Kyiv Ukraina, Bersatu Melawan Ancaman Perang dari Rusia
Kekuatan militer dunia saat ini, terlibat dalam salah satu krisis terdalam di dalam hubungan Timur-Barat selama beberapa dekade terakhir.
Dua kubu berebut pengaruh pasca-Perang Dingin dan pasokan energi, karena Rusia ingin menghentikan Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO.
Negara-negara Barat telah menyarankan pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk meredakan kebuntuan.
Ini telah mendorong mereka untuk mendesak warganya meninggalkan Ukraina, karena serangan bisa datang kapan saja. Padahal, Rusia menyangkal berencana menyerang.
“Apa yang dikatakan dan kemudian apa yang dilakukan Rusia. Kami belum melihat pasukannya mundur,” ujar Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam sebuah wawancara di MSNBC.
"Kami terus melihat unit-unit penting bergerak menuju perbatasan, bukan menjauh dari perbatasan," ujarnya.
Baca Juga: PRMN dan KNPI Jawa Barat Kolaborasi Cetak Content Creator, Berdayakan Ribuan Pemuda dan Pemudi
Intelijen Estonia mengetahui sekitar 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina.
Diperkirakan sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan, kata Mikk Marran, direktur jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia.
Serangan itu akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama," tambahnya.
Baca Juga: Model Cantik Novi Amelia yang Terjun dari Lantai 8 Apartemen Kalibata City Murni Bunuh Diri
"Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan pada Baltik di tahun-tahun mendatang," nilainya.
"Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi Putin," tambahnya.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya ditarik kembali setelah latihan di distrik militer selatan dan barat dekat Ukraina.
Baca Juga: Barcelona Ditahan Napoli di Liga Eropa, Tapi Pelatih Xavi Kecewa
Duta besar Moskow untuk Irlandia bersikeras pasukan di Rusia barat akan kembali ke posisi normal mereka dalam tiga sampai empat minggu.
Dengan menunjukkan video menunjukkan tank, kendaraan tempur infanteri, dan unit artileri self-propelled meninggalkan semenanjung Krimea, yang direbut Moskow dari Ukraina pada 2014.
Tetapi komandan militer NATO tengah menyusun rencana unit tempur baru yang menurut para diplomat dapat dikerahkan di Bulgaria, Rumania, Hongaria, dan Slovakia.
Baca Juga: Ini Daftar BPA Terpilih AJB Bumiputera 1912, OJK Percepat Gelar Penilaian Kemampuan dan Kepatutan
Unit-unit semacam itu - dirancang untuk mengulur waktu bagi tentara tambahan mencapai garis depan jika diperlukan - di Polandia dan negara-negara Baltik.
Inggris akan menggandakan kekuatannya di Estonia dan mengirim tank dan kendaraan tempur lapis baja ke republik Baltik kecil yang berbatasan dengan Rusia sebagai bagian dari penempatan pasukan NATO.***