Tim Peneliti Berhasil Rekonstruksi Komposisi yang Mirip dengan Parfum Cleopatra dari Botol 2000 Tahun Lalu

15 Juni 2022, 19:25 WIB
ilustrasi Ratu Cleopatra VII Philopator /foto: Twitter / istockhistory/

PORTAL LEBAK - Ratu Cleopatra atau Kleopatra merupakan penguasa terakhir dari Kerajaan Wangsa Ptolemaios di tanah Mesir. Namanya melegenda sampai-sampai kisahnya banyak diangkat menjadi film di era sekarang ini.

Bukan hanya kisahnya yang menarik diangkat menjadi film, barang peninggalannya pun masih menarik dunia sains untuk dikemas ulang, seperti menciptakan kembali parfum Ratu bernama lengkap Cleopatra VII Philopator.

Para ilmuwan di Hawaii sedang berusaha untuk mencapai tujuan mereka yaitu membawa kembali aroma parfum Cleopatra ke dunia setelah tak diproduksi lagi lebih dari 2000 tahun lamanya.

Baca Juga: Viral Pasangan Suami Istri di Korea Ditangkap Polisi Karena Bertengkar di Parkiran Tanpa Mengenakan Pakaian

Dilansir PortalLebak.com dari Egypt Independent, penelitian menciptakan lagi parfum Cleopatra sudah berlangsung bertahun-tahun yang dimulai sejak tahun 2012.

Penelitian aroma dalam peradaban kuno disebut telah membuat bingung para ilmuwan dan detail aroma yang tepat dari parfum Cleopatra masih jadi tantangan terbesar yang mereka hadapi hingga saat ini.

Sejak 2012, tim peneliti di Universitas Hawaii telah mencoba untuk mengkloning sisa-sisa parfum Cleopatra di dalam botol dan wadah yang ditemukan tim arkeolog di situs Tell Timai, sebuah kota kuno di Mesir.

Baca Juga: Siswa Kelas 3 SMA Bantah Berniat Membunuh Usai Menikam Gurunya dengan Pisau di Sekolah

Botol dan wadah tersebut diyakini mengandung sisa-sisa organik yang digunakan sebagai bagian dari bahan pembuatan parfum Ratu Cleopatra.

Setelah sepuluh tahun melakukan penelitian ilmiah dan kolaborasi dengan tim peneliti di berbagai bidang, para peneliti akhirnya mampu mengkloning dan mensintesis kimia sampai menemukan senyawa baru yang identik dengan parfum Cleopatra.

Pada bulan September 2021, majalah arkeologi menerbitkan makalah penelitian ilmiah dengan judul 'Eau de Cleopatra' berisi tentang teknik yang membantu para peneliti merekonstruksi dan mereproduksi parfum Cleopatra.

Baca Juga: Kuwait Deportasi Satu Keluarga Yordania Karena Tak Punya Penghasilan dan Tidur di Pantai Shuwaikh

Dalam makalah tersebut tertulis moteode kombinasi klasik, egyptology, dan arkeologi ekperimental menggunakan sumber klasik, yaitu botol dan wadah diduga parfum, dan juga mengadaptasi keilmuan tentang tumbuhan (paleobotani) untuk menemukan identitas senyawa minyak suci Cleopatra.

"Parfum kuno ini telah dibuat ulang di laboratorium, dipamerkan di Smithsonian, dan dipakai lagi untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun," bunyi halaman abstrak dari jurnal yang dipublikasi Universitas Chicago.

Tim peneliti juga dipandu oleh sebuah teks Romawi kuno berisi resep dan mengembangkannya dengan teknologi modern.

Baca Juga: Penelitian Ilmiah Kaitkan Alergi Makanan Dengan Kemungkinan Kecil Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya

Meski peneliti mampu mengkloningkan menjadi parfum yang dapat bertahan sekitar dua tahun, kemungkinan parfum ini tidak cocok dengan parfum yang pernah dipakai Cleopatra.

Ilmuwan percaya bahwa jika parfum yang dapat dikembangkan bisa bertahan selama dua tahun adalah tanda bahwa itu pasti mendekati komposisi aslinya.

Beberapa orang bahkan mempertanyakan apakah metode yang digunakan dari resep yang ditulis dalam teks Romawi dan Yunani mungkin menghasilkan sesuatu yang sama sekali berbeda dari resep Mesir kuno.

Baca Juga: Ilmuwan Jepang Temukan Vaksin Penghilang Sel Zombie untuk Hentikan Penuaan

Tim peneliti lainnya dari Italian University of Pisa berencana menentukan bau yang tepat dari parfum Cleopatra dengan menganalisis 46 mangkuk, toples, cangkir, dan sisa-sisa bahan organik yang ditemukan di makam seorang arsitek Mesir kuno dan istrinya pada tahun 2012.

Namun hasilnya yang dipublikasikan tim dalam Journal of Archaeological Science beberapa hari lalu, menunjukkan bahwa aroma pasti dari parfum Cleopatra masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Egypt Independent

Tags

Terkini

Terpopuler