Presiden Vladimir Putin Setujui Doktrin Baru Konsep 'Dunia Rusia', Ini Isi Kebijakan Itu

6 September 2022, 08:16 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan ahli burung dan anggota pusat penangkaran elang Kamchatka di wilayah Kamchatka, Rusia, 5 September 2022. /Foto: Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS/

PORTAL LEBAK - Presiden Vladimir Putin pada hari Senin, 5 September 2022 menyetujui doktrin kebijakan luar negeri baru yang didasarkan pada konsep "Dunia Rusia".

Kebijakan ini menurut Vladimir Putin adalah gagasan para ideolog konservatif, untuk membenarkan intervensi di luar negeri agar mendukung penutur bahasa Rusia.

"Kebijakan kemanusiaan" ala Rusia setebal 31 halaman itu disetujui Vladimir Putin dan diterbitkan lebih dari enam bulan setelah perang di Ukraina.

Baca Juga: 8 Tewas Saat Mendaki Gunung Berapi Rusia, Badai Angin Es Blokade Penyelamatan

Vladimir Putin menegaskan Rusia harus "melindungi, menjaga, dan memajukan tradisi dan cita-cita Dunia Rusia".

Kebijakan ini disajikan sementara sebagai semacam strategi kekuatan lunak, dengan mengabadikan ide-ide kebijakan resmi seputar politik dan agama Rusia.

Kebijakan yang telah digunakan oleh beberapa pihak garis keras Rusia untuk membenarkan pendudukan Moskow atas bagian-bagian Ukraina.

Baca Juga: Strategi Presiden Rusia Vladimir Putin: Orang Ukraina yang Mau Pindah ke Rusia, Diberi Bonus Finansial

Termasuk kebijakan agar mendukung para entitas pro-Rusia yang memutuskan untuk memisahkan diri di timur negara itu.

"Federasi Rusia memberikan dukungan kepada rekan senegaranya yang tinggal di luar negeri dalam pemenuhan hak-hak mereka, untuk memastikan perlindungan kepentingan mereka dan pelestarian identitas budaya Rusia mereka," ungkap salah satu keputusan kebijakan "Dunia Rusia".

Dikatakan bahwa hubungan Rusia dengan rekan senegaranya di luar negeri memungkinkannya untuk "memperkuat di panggung internasional citranya, sebagai negara demokratis yang berjuang untuk menciptakan dunia multi-kutub."

Baca Juga: Roket Rusia Hantam Kota Ukraina saat Hari Kemerdekaan, 22 tewas dan Staisun Porak Poranda

Selama bertahun-tahun Vladimir Putin menyoroti apa yang dilihatnya sebagai nasib tragis sekitar 25 juta etnis Rusia yang tinggal di luar Rusia.

Mereka tinggal di negara-negara yang baru merdeka ketika Uni Soviet runtuh pada 1991, sebuah peristiwa yang disebutnya sebagai bencana geopolitik.

Rusia terus menganggap ruang bekas Soviet, dari Baltik hingga Asia Tengah, sebagai wilayah pengaruhnya yang sah.

Baca Juga: Uni Eropa Berencana Membangun Armada Pemadam Kebakaran Lebih Cepat, Setelah Musim Panas Ekstrim

Gagasan Vladimir Putin ini, dikutip PortalLebak.com dari Reuters ditentang keras oleh banyak negara tersebut dan juga oleh Barat.

Kebijakan baru mengatakan Rusia harus meningkatkan kerja sama dengan negara-negara Slavia, Cina, dan India, dan lebih memperkuat hubungannya dengan Timur Tengah, Amerika Latin, dan Afrika.

Dikatakan Moskow harus lebih memperdalam hubungannya dengan Abkhazia dan Ossetia, dua wilayah Georgia yang diakui merdeka oleh Moskow setelah perangnya melawan Georgia pada 2008.

Baca Juga: Balas Dendam Tiga Penyihir Jahat Terjadi Akhir September Mendatang dalam 'Hocus Pocus 2'

Ada pula dua entitas yang memisahkan diri di Ukraina timur, Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk. Republik Rakyat.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler