Gletser Gunung di Patagonia Chili Runtuh, Akibat Perubahan Iklim dan Suhu Tinggi

14 September 2022, 10:09 WIB
Gletser digambarkan mengalir ke sungai, di Taman Nasional Queulat, di Aysen, Chili 9 September 2022. /Foto: Via REUTERS/SURREAL TRAVEL/

PORTAL LEBAK - Temperatur atau suhu yang lebih tinggi dan curah hujan melemahkan dinding es dan menyebabkan sebagian gletser di Pagagonia, Chili, pecah dan runtuh.

Pecahnya gletser atau bongkahan endapan es yang menggantung di taman nasional Patagonia, Chili, direkam dalam video oleh seorang wisatawan.

Video tersebut dilansir PortalLebak.com dari Reuters, diunggah ke media sosial dan menjadi viral pada hari Senin 12 September 2022.

Baca Juga: Chili Jatuhakan Sanksi ke Perusahaan Tambang, Setelah Muncul Sink Hole Raksasa yang Kian Membesar

Gletser yang berada di puncak gunung setinggi sekitar 200 meter (656 kaki) bergemuruh dan pecah di Taman Nasional Queulat.

Taman Nasional Queulat terletak lebih dari 1.200 kilometer ke arah selatan dari ibu kota Chili, Santiago.

Ilmuwan iklim Universitas Santiago Raul Cordero, menyatakan kerenggangan antara massa es normal, tetapi dia mencatat frekuensi peristiwa gletser pecah, sangat meresahkan.

Baca Juga: Perbatasan Argentina dan Chili Dibuka Kembali, Setelah Hujan Badai Salju yang Lebat

"Karena jenis peristiwa ini dipicu oleh gelombang panas atau peristiwa presipitasi cair yang intens dan kedua hal itu juga terjadi lebih sering di seluruh planet ini, tidak hanya di Chili," papar Cordero.

Menurut Cordero, terdapat gelombang panas dengan suhu "sangat tidak normal" di wilayah Patagonia, sebelum terjadi peristiwa keruntuhan gleser itu.

Cordero menambahkan bahwa "sungai atmosfer" yang terdiri dari udara yang relatif hangat sarat dengan kelembaban juga tercatat.

Baca Juga: Arya Saloka alias Aldebaran Kembali Bermain, Deva Mahendra atau Sal Hengkang dari Ikatan Cinta

Ketika "sungai ini bertemu dengan topografi Andes dan Patagonia, ia membentuk awan besar dan mengeluarkan presipitasi.

"Salah satu konsekuensi dari pemanasan global adalah destabilisasi beberapa gletser dan khususnya beberapa dinding gletser yang tidak stabil," kata Cordero.

"Itu adalah kasus yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Patagonia dengan cara yang mirip dengan apa yang terjadi beberapa bulan lalu di Himalaya dan Alpen," tambahnya.

Baca Juga: Anies Baswedan dan Ahmad Riza Patria Resmi Diberhentikan dari Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta

Para ilmuwan mengatakan lonjakan tajam dalam pemanasan terkait dengan perubahan iklim yang disebabkan manusia dan emisi rumah kaca.

Panel ilmu iklim PBB awal 2022 mendesak pemerintah dan industri secara drastis harus mengurangi emisi bahan bakar fosil, menahan pemanasan dan membatasi dampak iklim.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler