Unjuk Rasa Gencar Terjadi di Myanmar, Ratusan Orang Dilaporkan Telah Tewas

- 22 April 2021, 11:30 WIB
Warga Myanmar menghadiri acara renungan malam, didedikasikan terhadap setiap orang yang meninggal dunia, selama unjuk rasa terhadap Junta Militer Myanmar. di Kyat Sar Pyin Quarter, Dawei, Myanmar (20/04/2021).
Warga Myanmar menghadiri acara renungan malam, didedikasikan terhadap setiap orang yang meninggal dunia, selama unjuk rasa terhadap Junta Militer Myanmar. di Kyat Sar Pyin Quarter, Dawei, Myanmar (20/04/2021). /Foto: DAWEI WATCH via REUTERS/DAWEI WATCH/

 

PORTAL LEBAK - Aktivis anti-kudeta Myanmar melancarkan protes menyerukan pembebasan tahanan yang ditangkap, karena kepala junta Jenderal Min Aung Hlaing dilaporkan berencana menghadiri pertemuan puncak regional untuk membahas krisis di negara itu.

KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Sabtu pekan ini akan menjadi yang pertama sejak kudeta di Myanmar pada 1 Februari 2021 lalu dan menjadi ujian tentang bagaimana organisasi negara ASEAN akan menanggapi.

Juru bicara Junta Myanmar, Zaw Min Tun menyatakan komandan militer akan menghadiri pertemuan di Jakarta, Indonesia, seperti kantor berita Jepang Nikkei Asia, melaporkan.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Berulang Tahun ke-95, Beberapa Hari Setelah Suami Dimakamkan

Reuters seperti dikutip PortalLebak.com, tidak dapat menghubungi juru bicara junta Myanmar tesebut, untuk konfirmasi. Kehadiran jenderal Min, di KTT itu dikecam oleh para kritikus kudeta militer, baik di Myanmar maupun di luar negeri.

Myanmar, negara Asia Tenggara itu, berada dalam krisis sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Unjuk rasa pun bergulir hampir setiap hari, meskipun ada tindakan keras dari junta yang menewaskan ratusan orang.

ASEAN juga telah mencoba untuk mendorong Myanmar agar dapat keluar dari kekacauan berdarah yang dipicu oleh kudeta.

Baca Juga: Dipercaya Peninggalan Sunan Kalijaga, Api Abadi Mrapen Kembali Dinyalakan

Meski, prinsip konsensus dan non-intervensi kelompok di antara 10 negara itu, telah membatasi kemampuan ASEAN untuk mengatasi pandangan yang berbeda dari anggota, tentang bagaimana menanggapi pembunuhan tentara terhadap warga sipil.

Militer Myanmar menunjukkan, sedikit kesediaan untuk terlibat dialog dengan tetangganya dan tidak ada tanda-tanda ingin berbicara dengan anggota pemerintah yang digulingkannya.

Militer Myanmar pun menuduh beberapa dari mereka melakukan pengkhianatan, yang dapat dihukum mati.

Baca Juga: Kapal Selam KRI Nanggala 402 TNI AL Hilang Kontak di Sekitar Perairan Bali, Ini Spesifikasinya

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh akan menghadiri pertemuan tersebut, tetapi Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan dia akan diwakili oleh wakilnya, Don Pramudwinai, yang juga merupakan menteri luar negeri.

Kepala negara lainnya belum mengkonfirmasi rencana mereka.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan terbang ke Jakarta dan mengadakan pertemuan di sela-sela KTT, ujar sumber tersebut. Dia telah berkomunikasi dengan militer Myanmar tetapi tentara tidak mengizinkannya untuk berkunjung ke Myanmar.

Baca Juga: 21 April 2021, Polri Nyatakan Kebakaran Kilang Balongan Ada Unsur Tindak Pidana

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sebuah kelompok aktivis, mengatakan 738 orang telah dibunuh oleh pasukan keamanan Myanmar sejak kudeta dan 3.300 orang ditahan. 20 orang lainnya telah dijatuhi hukuman mati dan bersembunyi.

Pada hari Rabu, orang-orang membagikan foto di media sosial yang mengenakan kemeja biru dan mengangkat tangan dengan nama orang yang ditangkap tertulis di atasnya.

Kaos tersebut merupakan penghormatan kepada aktivis prodemokrasi Win Tin yang dipenjara oleh militer selama 19 tahun dan meninggal pada tanggal 21 April 2014.

Baca Juga: Amanat Panglima TNI di Hari Kartini 2021, Wanita TNI Miliki Peluang yang Sama

Setelah dibebaskan, ia berjanji akan mengenakan kemeja biru hingga semua tahanan politik dibebaskan.

"Silakan angkat suara Anda dan minta pembebasan semua orang yang ditahan secara tidak adil di bawah pemerintahan junta," kata pemimpin protes Ei Thinzar Maung di Facebook.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x