Selama beberapa dekade bulan lalu, ketika Finlandia mengajukan keanggotaan baru untuk masuk dalam aliansi militer NATO.
Asosiasi Kesiapsiagaan Darurat Nasional Wanita Finlandia mengatakan permintaan untuk pelatihan telah melonjak sejak Februari 2022.
Baca Juga: Abdul Qadir Pimpinan Khilafatul Muslimin yang Sempat Bikin Gaduh Diamankan Polisi di Lampung
"Tepat setelah perang pecah, telepon kami berdering dan email masuk dan tentu saja permintaan pelatihan meningkat," ungkap Suvi Aksela, kepala komunikasi asosiasi itu.
Tren ini sesuai dengan tradisi lama Finlandia dalam sukarelawan masa perang di antara wanita yang berbeda dengan pria, tidak diharuskan untuk melakukan dinas militer.
Sekitar 19 persen dari 13.000 personel militer profesional Finlandia adalah perempuan, menurut data dari militer, meskipun hanya 1-2 persen dari peserta wajib militer adalah perempuan.
Baca Juga: Pengenaan Tarif Rp750.000 ke Atas Candi Borobudur, Lembaga Agama Budha Ajukan Usul
Pekan lalu, Moberg kembali lagi, kali ini dalam pelatihan bertahan hidup yang diselenggarakan oleh Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita.
Latihan digelar di sebuah pangkalan militer di Hattula, 100 km dari Helsinki, selama tiga hari.
Moberg dan lebih dari 300 perempuan lainnya belajar cara mendirikan kemah, menyalakan api di tengah hujan, menavigasi dan melakukan pertolongan pertama.