Setelah sepuluh tahun melakukan penelitian ilmiah dan kolaborasi dengan tim peneliti di berbagai bidang, para peneliti akhirnya mampu mengkloning dan mensintesis kimia sampai menemukan senyawa baru yang identik dengan parfum Cleopatra.
Pada bulan September 2021, majalah arkeologi menerbitkan makalah penelitian ilmiah dengan judul 'Eau de Cleopatra' berisi tentang teknik yang membantu para peneliti merekonstruksi dan mereproduksi parfum Cleopatra.
Baca Juga: Kuwait Deportasi Satu Keluarga Yordania Karena Tak Punya Penghasilan dan Tidur di Pantai Shuwaikh
Dalam makalah tersebut tertulis moteode kombinasi klasik, egyptology, dan arkeologi ekperimental menggunakan sumber klasik, yaitu botol dan wadah diduga parfum, dan juga mengadaptasi keilmuan tentang tumbuhan (paleobotani) untuk menemukan identitas senyawa minyak suci Cleopatra.
"Parfum kuno ini telah dibuat ulang di laboratorium, dipamerkan di Smithsonian, dan dipakai lagi untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun," bunyi halaman abstrak dari jurnal yang dipublikasi Universitas Chicago.
Tim peneliti juga dipandu oleh sebuah teks Romawi kuno berisi resep dan mengembangkannya dengan teknologi modern.
Baca Juga: Penelitian Ilmiah Kaitkan Alergi Makanan Dengan Kemungkinan Kecil Terinfeksi Covid-19, Ini Alasannya
Meski peneliti mampu mengkloningkan menjadi parfum yang dapat bertahan sekitar dua tahun, kemungkinan parfum ini tidak cocok dengan parfum yang pernah dipakai Cleopatra.
Ilmuwan percaya bahwa jika parfum yang dapat dikembangkan bisa bertahan selama dua tahun adalah tanda bahwa itu pasti mendekati komposisi aslinya.
Beberapa orang bahkan mempertanyakan apakah metode yang digunakan dari resep yang ditulis dalam teks Romawi dan Yunani mungkin menghasilkan sesuatu yang sama sekali berbeda dari resep Mesir kuno.