Di Cina selatan, minggu-minggu sebelum dan sesudah Festival Perahu Naga di awal Juni 2022, secara tradisional ditandai dengan cuaca yang tidak menentu.
Hujan juga melanda, karena udara hangat dan lembab di selatan, bertabrakan dengan massa udara yang lebih dingin dari utara Cina.
Baca Juga: Otoritas LTMPT Tegas akan Tindak Peserta SBMPTN yang Lakukan Kecurangan
Badai awal musim panas memiliki intensitas yang lebih besar dan lebih lama dari biasanya tahun ini.
Tercatat curah hujan di Guangxi, Guangdong dan Fujian pada level tertinggi sejak 1961, menurut biro cuaca setempat.
"Udara dingin dan hangat telah menyatu di Cina selatan, dan kedua belah pihak telah memasuki kebuntuan dan tarik ulur," ucap Wang Weiyue, seorang analis di weather.com.cn, cabang dari Administrasi Meteorologi Cina.
Cina secara historis rentan terhadap banjir musim panas, tetapi belakangan ini, menjadi lebih rentan karena deforestasi, reklamasi lahan basah dan penyimpanan air untuk pembangkit listrik dan irigasi. Perubahan iklim juga disalahkan.
Pada Juli 2021, ratusan orang tewas ketika banjir ekstrem melanda Zhengzhou, sebuah kota berpenduduk 12 juta di China tengah, beberapa di antaranya tenggelam di jalur kereta bawah tanah yang terendam.
Hujan yang sedang berlangsung di Cina selatan diperkirakan akan mereda di sekitar titik balik matahari musim panas, pada Selasa, 21 Juni 2022.***