PORTAL LEBAK - Rusia dan Ukraina saling menuduh menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, ketika Sekjen PBB mengusulkan zona demiliterisasi di lokasi itu.
Pasalnya, muncul kekhawatiran akan terjadinya bencana, jika tembak menembak antara Rusia dan Ukraina terus dilakukan kedua pihak.
Badan Energoatom Ukraina mengatakan kompleks Zaporizhzhia dihantam lima kali pada Kamis, termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif.
Baca Juga: Ukraina Terus Ditekan Rusia, Tapi Pimpinan NATO Menyatakan Rusia Tidak Boleh Menang
Sebaliknya, pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan Ukraina menembaki pabrik itu dua kali, mengganggu pergantian shift, kata kantor berita Rusia TASS.
Dewan Keamanan PBB bertemu pada Kamis membahas situasi itu. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres meminta kedua belah pihak menghentikan semua pertempuran di dekat pabrik.
"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," desak Guterres di sebuah pernyataan.
Baca Juga: Ini Jawaban Kenapa Perang Ukraina dan Rusia Sebabkan Krisis Energi dan Pangan Global
Seperti dilasir PortalLebak.com dari Reuters, Rusia merebut Zaporizhzhia pada Maret 2022 setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari.