Serangan di Pembangkit Nuklir Ukraina Dorong Sekjen PBB Serukan Zona Demiliterisasi

- 12 Agustus 2022, 11:00 WIB
Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022.
Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia selama konflik Ukraina-Rusia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina 4 Agustus 2022. /Foto: REUTERS/ALEXANDER ERMOCHENKO/

PORTAL LEBAK - Rusia dan Ukraina saling menuduh menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, ketika Sekjen PBB mengusulkan zona demiliterisasi di lokasi itu.

Pasalnya, muncul kekhawatiran akan terjadinya bencana, jika tembak menembak antara Rusia dan Ukraina terus dilakukan kedua pihak.

Badan Energoatom Ukraina mengatakan kompleks Zaporizhzhia dihantam lima kali pada Kamis, termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif.

Baca Juga: Ukraina Terus Ditekan Rusia, Tapi Pimpinan NATO Menyatakan Rusia Tidak Boleh Menang

Sebaliknya, pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan Ukraina menembaki pabrik itu dua kali, mengganggu pergantian shift, kata kantor berita Rusia TASS.

Dewan Keamanan PBB bertemu pada Kamis membahas situasi itu. Sekretaris Jenderal Antonio Guterres meminta kedua belah pihak menghentikan semua pertempuran di dekat pabrik.

"Fasilitas itu tidak boleh digunakan sebagai bagian dari operasi militer apa pun. Sebaliknya, kesepakatan mendesak diperlukan di tingkat teknis tentang batas demiliterisasi yang aman untuk memastikan keamanan daerah itu," desak Guterres di sebuah pernyataan.

Baca Juga: Ini Jawaban Kenapa Perang Ukraina dan Rusia Sebabkan Krisis Energi dan Pangan Global

Seperti dilasir PortalLebak.com dari Reuters, Rusia merebut Zaporizhzhia pada Maret 2022 setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x