Kedutaan Iran Dibuka Lagi di Arab Saudi, Untuk Pertama Kalinya Sejak 7 Tahun Terakhir

- 7 Juni 2023, 11:00 WIB
Alireza Bigdeli, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Saudi, Ali al-Youssef, Direktur Urusan Konsuler di Kemenlu dan Hassan Zarnegar, Penanggung jawab konsuler di kedutaan Iran, hadiri upacara pembukaan kembali Kedutaan Besar Iran di Riyadh, Arab Saudi, 6 Juni 2023.
Alireza Bigdeli, Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Saudi, Ali al-Youssef, Direktur Urusan Konsuler di Kemenlu dan Hassan Zarnegar, Penanggung jawab konsuler di kedutaan Iran, hadiri upacara pembukaan kembali Kedutaan Besar Iran di Riyadh, Arab Saudi, 6 Juni 2023. /Foto: AHMED YOSRI/REUTERS

PORTAL LEBAK - Iran secara resmi membuka kembali kedutaannya di Arab Saudi pada hari Selasa, 6 Mei 2023.

Ini menyusul kesepakatan untuk membangun kembali hubungan Arab Saudi dan Iran dan meredakan persaingan panjang yang memicu konflik di Timur Tengah.

Sebuah upacara diadakan di dalam kompleks kedutaan dengan puluhan diplomat dan pejabat menghadiri pembukaan kembali misi diplomatik Iran di Arab Saudi, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir.

Baca Juga: Militer Arab Saudi Selesaikan Misi Evakuasi Pertama Kepada 108 Warga Sipil dan Diplomatnya Keluar dari Sudan

"Kami menganggap hari ini sebagai hari penting dalam hubungan antara Republik Islam Iran dan Arab Saudi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Konsuler Alireza Bikdeli.

"Kawasan ini akan bergerak Insya Allah (Insya Allah) menuju kerja sama dan konvergensi yang lebih besar untuk mencapai stabilitas, kemakmuran, dan kemajuan," kata Bikdeli seperti dikutip PortalLebak.com dari Reuters.

Pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi setuju, dalam kesepakatan yang ditengahi oleh China, untuk mengakhiri keretakan diplomatik.

Baca Juga: Iran Klaim Berhasil Meluncurkan Rudal Balistik, Bisa Jangkau 2 Ribu Kilometer

Kedua negara sepakat membangun kembali hubungan setelah permusuhan bertahun-tahun yang telah membahayakan stabilitas regional Timur Tengah.

Termasuk mencuatnya konflik di Yaman, Suriah dan Lebanon. Kesepakatan itu juga menyoroti pengaruh Cina yang tumbuh di Timur Tengah.

Sunni Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran Syiah setelah penyerbuan kedutaannya di Teheran pada 2016, setelah perselisihan atas eksekusi seorang ulama Muslim Syiah.

Baca Juga: Puan Maharani Tawarkan Kaesang Pangarep untuk Bergabung Bersama PDI Perjuangan

Hubungan itu mulai memburuk setahun sebelumnya, setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab campur tangan dalam perang Yaman.

Di mana gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah menggulingkan pemerintah yang didukung Saudi dan mengambil alih ibu kota Sanaa.

Kerajaan Arab Saudi juga sebelumnya menyalahkan Iran atas serangan rudal dan pesawat tak berawak di fasilitas minyaknya pada 2019.

Baca Juga: Pj Gubernur Banten Al Muktabar Tak Datang ke Lebak Selatan, Ikatan Mahasiswa Cilangkahan Kecewa

Serta serangan terhadap kapal tanker di perairan Teluk, meski Iran membantah semua tuduhan itu.

“Diplomasi adalah cara terbaik untuk komunikasi dan dialog antar negara untuk mencapai pemahaman bersama,” kata Bikdeli.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x