Retno Marsudi Sindir Junta Militer Myanmar yang Ingin Bawa Senjata Nuklir ke Kawasan Asia Tenggara

- 11 Juli 2023, 18:05 WIB
kursi yang disediakan bagi delegasi Myanmar pada pertemuan antarmenteri luar negeri negara ASEAN saat agenda pembahasan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ)
kursi yang disediakan bagi delegasi Myanmar pada pertemuan antarmenteri luar negeri negara ASEAN saat agenda pembahasan Komisi Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) /Kemenlu RI/

Retno Marsudi sindir junta militer Myanmar

Meski ASEAN sudah punya traktat SEANWFZ namun pemerintah Indonesia menyangkan ada negara yang berniat membawa senjata ke dalam kekuatan militernya.

Menlu Indonesia, Retno Marsudi, menyayangkan ada negara yang masih memegang doktrin militer berbasis senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara. Dengan senjata tersebut, satu miskalkulasi dapat langsung memicu terjadinya bencana global.

Baca Juga: Jemaah Indonesia Diminta Jangan Lakukan Aktivitas Berat Jelang Puncak Haji 2023, Kemenag: Ibadah di Hotel Saja

"Menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan adalah prioritas kita. Ini adalah fondasi untuk menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai Epicentrum of Growth. Untuk itu, kita harus tetap menjaga kawasan Asia Tenggara bebas dari senjata nuklir," ujar Retno.

Namun jika melihat agenda pertemuan antarmenlu negara-negara ASEAN pada SEANWFZ hari ini, 11 Juli 2023, Myanmar lagi-lagi absen mengirim delegasinya, setelah tidak diundang ke KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Selain itu, Myanmar yang saat ini dikuasai junta militer sedang dirumorkan tengah membangun kerja sama kekuatan militer bersama dengan Rusia dalam hal mewujudkan mimpi punya senjata nuklir.

Baca Juga: Pengurus Masjid Nabawi Salurkan Bantuan 15 Kursi Roda dari Pemerintah Arab Saudi untuk Jemaah Haji Indonesia

Absennya Myanmar pada pertemuan SEANWFZ semakin mempertegas sebuah laporan yang menyebut bahwa dewan militer Myanmar telah membangun pusat informasi dan teknologi nuklir yang dibantu oleh Rosatom (Badan Nuklir Rusia).

Pemimpin militer Myanmar, yakni Jenderal Min Aung Hlaing, berdalih bahwa pembangunan reaktor kecil di Myanmar adalah untuk kepentingan rakyat.

Halaman:

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah