Baca Juga: Kebakaran Kilang Balongan, Pertamina Fokus Padamkan Kobaran Api
Kalau pun ada permintaan untuk memijat, Mbah Lassa hanya menerima seikhlasnya yang paling besar hanya Rp30.000 dalam waktu 1 jam.
"Kalau yang pijat kasih seikhlasnya, paling Rp30 ribu, saya pijat satu jam lebih. Saya juga bisa urut keseleo. Tapi sejak ada virus Corona jarang ada yang pijet. Seminggu datang satu sudah syukur," kata Mbah Lassa, seperti yang dikutip PortalLebak.com dari Siaga Peduli pada 30 Maret 2021.
Mbah Lassa sangat merindukan suasana Natal dari tahun ke tahun yang dia lewati dengan kesendirian, tanpa pohon natal, kado ataupun makanan lezat. Hal bahagia yang dapat ia lakukan adalah berdoa dan menaikan pujian sepanjang hari.
Baca Juga: Dirut Bio Farma Akui Impor Bahan Baku Vaksin Dapat Dorong Indonesia Produksi Vaksin Covid-19 Sendiri
Baca Juga: Uji Kompetensi Wartawan PRMN, Luluskan 15 Wartawan Bersertifikasi
Meski hidupnya sulit dan serba terbatas, Mbah Lassa tak pernah absen untuk pergi beribadah ke gereja setiap Minggu, karena hanya ke gereja lah yang sangat ingin ia lakukan.
Untuk pergi beribadah Minggu pun ada hambatannya. Terkadang ia minta diantar tetangga untuk pergi ke gereja jika tak punya cukup uang, kalau pun ada cukup uang untuk menyewa becak, ia harus merelakan uang receh yang dimilikinya.
Saat ini keinginan Mbah Lassa bukanlah cukup materi, justru ia ingin punya tenaga dan uang yang bisa dibagikan dan dimanfaatkan orang lai, terutama para tetangganya yang sampai saat ini masih membantu dia bertahan hidup.***