"Kami berharap kedepannya pelaku UMKM dapat mengelola produk berbasis potensi alam menjadi produk unggulan daerah sehingga mampu menggenjot ekonomi masyarakat setempat sekaligus menghapus kemiskinan ekstrem," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya kini mendorong pelaku UMKM agar naik kelas sehingga pemasarannya tidak konvensional lagi dengan memberikan pelatihan digitalisasi ke media sosial secara online.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan pelatihan digitalisasi sebanyak 150 pelaku usaha dan UMKM. Pemerintah Kabupaten Lebak juga dalam waktu dekat ini akan memberikan pelatihan digitalisasi sebanyak 75 pelaku usaha dan UMKM.
Baca Juga: Event Seba Badui 2024 di Rangkasbitung Berjalan Lancar Berkat Pasokan Listrik Andal dari PLN
Kegiatan pelatihan itu agar mereka mampu memposting produk mereka ke teknologi digitalisasi media sosial secara online.
"Sebab, pemasaran secara online sangat membantu untuk peningkatan pendapatan omzet penjualan," katanya.
Pemerintah daerah tahun ini akan memberikan legalisasi HAKI, perizinan dan sertifikasi produk halal sebanyak 35 pelaku usaha dan UMKM.
"Kami terus membina dan memberikan pelatihan agar produk UMKM benar-benar bisa menopang peningkatan ekonomi masyarakat, sekaligus dapat menghapus kemiskinan ekstrem," kata Juli.
Ia menyebutkan, jumlah UMKM di Kabupaten Lebak berdasarkan data tahun 2022 tercatat sebanyak 72.485 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja hingga ribuan dan perputaran uang miliaran rupiah per tahun.
Sebagian besar produksi UMKM di daerah ini mengembangkan dari potensi hasil alam pertanian, perkebunan dan perikanan.