Jawa Barat Dapatkan 15,4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 dari Kebutuhan 30,4 Juta

22 Desember 2020, 19:10 WIB
Ilustrasi Vaksin /Foto oleh RF._.studio dari Pexels/

PORTAL LEBAK – Kabar gembira setelah pemerintah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 pada Minggu 6 Desember 2020, Wakil Ketua Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Jawa Barat (Jabar), Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, pihaknya telah mengajukan 30 juta dosis vaksin pada pemerintah pusat,namun yang disetujui hanya 15 juta dosis vaksin.

Menurutnya, Jawa Barat kebagian alokasi 15,4 juta vaksin yang akan diterima, walaupun kebutuhan yang dilaporkan ke Jakarta yaitu sekitar 30,4 juta dosis vaksin.

Ia berharap warga Jabar untuk bersabar menunggu vaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Diutarakannya, "ketegasan tentang hal ini dan juga diharapkan kesabaran masyarakat untuk melaksanakan disiplin protokol kesehatan dan sambil menunggu insya allah pertengahan Januari informasi terakhir vaksin akan datang," ujarnya rapat mingguan pengendalian Covid-19 di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa 22 Desember 2020.

Baca Juga: Tes Cepat Antigen Lebih Murah, Apakah Akurat?

"Tetap kita harus ada ketegasan dalam protokol kesehatan karena memang kita harus memiliki jiwa yang sabar, kita sudah sepuluh bulan situasi seperti ini, aparat dan pemerintah kami yakin namanya juga manusia sebagai fitrah ada sisi kesabaran atau sisi sudah lama malas dan sebagainya.

Baca Juga: Pengemudi Truk yang Tega Lindas Anak Kandung di Aceh, Akhirnya Diamankan Polisi

Sebelumnya, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok, Sinovac, tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Minggu sekitar pukul 21.25 WIB.

Vaksin tersebut diangkut menggunakan pesawat kargo khusus Garuda Indonesia Boeing 777-300 EA rute Jakarta-Beijing-Jakarta.

"Tapi ini semua dilaksanakannya ada waktu yang 15 juta ini tidak sekaligus habis, jadi untuk menambah yang setengahnya lagi, kita bisa mengantisipasi dengan cara yang biasa kita lakukan karena memang bapak presiden juga sudah menyampaikan bahwa untuk kabupaten dan kota dan provinsi untuk menganggarkan tentang belanja vaksin ini," ujar dia.

Baca Juga: Tes Cepat Antigen Lebih Murah, Apakah Akurat?

"Artinya secara lisan bapak presiden sudah menyampaikan hal itu tetapi kita masih menunggu secara tertulis juklak dan juknisnya karena memang juklak juknis bukti fisik itu akan bisa dipertanggung jawabkan," tutur dia.

"Saya ingin menyampaikan satu kabar baik, satu kabar baik, bahwa hari ini pemerintah sudah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19," kata Presiden Joko Widodo dalam pernyataan di channel Youtube Sekretariat Presiden, Minggu 6 Desember 2020.

Tangkapan layar - Petugas menyemprotkan cairan disinfektan pada peti berisikan vaksin Sinovac buatan perusahaan farmasi asal Tiongkok yang tiba di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu 6 Desember 2020.

Vaksin yang datang tersebut menurut Presiden adalah buatan Sinovac yang kita uji secara klinis di Bandung sejak Agustus 2020 yang lalu.
"Kita juga masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang akan tiba di awal Januari 2021," tambah Presiden.

Selain vaksin dalam bentuk jadi, dalam bulan Desember ini juga akan tiba 15 juta dosis vaksin dan di bulan Januari sebanyak 30 juta dosis vaksin dalm bentuk bahan baku curah yang akan diproses lebih lanjut oleh bio farma.

"Kita amat bersyukur alhamdulilah vaksin sudah tersedia, artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19. Tapi untuk memulai vaksinasi masih memerlukan tahapan-tahapan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," tambah Presiden.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel 'Ajukan 30 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Pusat, Hanya 50 Persen Dosis yang Disetujui untuk Jawa Barat' https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-011150091/ajukan-30-juta-dosis-vaksin-covid-19-ke-pusat-hanya-50-persen-dosis-yang-disetujui-untuk-jawa-barat

Presiden juga menegaskan agar seluruh prosedur harus dilalui dengan baik dalam rangka menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat serta efektivitas vaksin.

"Pertimbangan ilmiah, hasil uji klinis ini akan menentukan kapan vaksinasi bisa dimulai," ungkap Presiden.

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto diketahui telah menetapkan enam jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19.
Keputusan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No HK.01.07/Menkes/9860/2020 pada 3 Desember 2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 yang ditetapkan pada 3 Desember 2020.

"Menetapkan jenis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc and BioNTech dan Sinovac Biotech Ltd sebagai jenis vaksin Covid-19 yang dapat digunakan untuk vaksinasi di Indonesia," demikian disebutkan beleid tersebut.

Keenam jenis vaksin tersebut merupakan vaksin yang masih dalam tahap pelaksanaan uji klinik tahap ketiga atau telah selesai uji klinik tahap ketiga.

Pelaksanaan vaksinasi dengan enam jenis vaksin tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat (emergency use authorization) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Menteri dapat melakukan perubahan jenis vaksin Covid-19 berdasarkan rekomendasi dari Komite Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) dan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional," demikian butir keempat KMK itu.

Pengadaan vaksin sesuai jenis tersebut antara lain untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi program dilakukan oleh Menteri Kesehatan dan untuk kebutuhan pelaksanaan vaksinasi mandiri dilakukan oleh Menteri BUMN.

***

Artikel ini telah tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-011150091/ajukan-30-juta-dosis-vaksin-covid-19-ke-pusat-hanya-50-persen-dosis-yang-disetujui-untuk-jawa-barat

(https://www.pikiran-rakyat.com/Novianti Nurulliah)

Editor: Muhamad Al Azhari

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler