PORTAL LEBAK - Wabah penyakit endemik seperti cacar monyet dan demam lassa menjadi lebih persisten dan sering mencuat ke permukaan menyerang manusia.
Hal ini diungkapkan direktur kedaruratan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Mike Ryan, pada Rabu 1 Juni 2022.
Kondisi ini bisa terjadi, karena perubahan iklim berkontribusi pada kondisi cuaca yang berubah dengan cepat seperti kekeringan, hewan dan manusia mengubah perilaku mereka, termasuk kebiasaan mencari makanan.
Baca Juga: Covid-19 Mungkin Ditularkan dari Kelelawar, WHO: Perlu Penelitian Mendalam
Sebagai akibat dari "kerapuhan ekologis" ini, patogen yang biasanya bersirkulasi pada hewan semakin sering berpindah ke manusia, katanya.
"Sayangnya, kemampuan untuk memperkuat penyakit itu dan menyebarkannya di dalam komunitas kita meningkat - jadi faktor munculnya penyakit dan amplifikasi penyakit telah meningkat," nilai Ryan.
Misalnya, ada tren peningkatan kasus demam Lassa, penyakit virus akut yang disebarkan oleh hewan pengerat endemik Afrika, katanya.
Baca Juga: Direktur Jendral WHO Kagum Dengan Pesan di Lagu ‘House Party’ Super Junior
"Dulu kami memiliki setidaknya 3 hingga 5 tahun waktu antara wabah Ebola, sekarang beruntung jika kami memiliki tiga hingga lima bulan," tambahnya.