Ada Benjolan di Payudara Perempuan, KemenPPPA: Jangan Takut Dicari dan Temukan, Ini Alasannya

- 24 Agustus 2023, 06:58 WIB
Dari kiri ke kanan: Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin, pakar bedah onkologi dr Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K) dan Country Head of Public Affairs, Communications & Engagement PT Novartis Indonesia Hanum Yahya.
Dari kiri ke kanan: Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin, pakar bedah onkologi dr Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K) dan Country Head of Public Affairs, Communications & Engagement PT Novartis Indonesia Hanum Yahya. /Foto: Antara/Lia Wanadriani Santosa/


Bagi perempuan yang belum terkena dampaknya, fokuslah pada pencegahan.

PORTAL LEBAK - Deputi Bidang Kesetaraan Gender Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin, mengimbau perempuan tidak ragu memeriksakan diri ke dokter terkait benjolan di payudara karena bisa berupa tumor jinak atau bisa berujung kanker.

"Jika Anda menemukan tumor berukuran 2cm, Anda tidak perlu berpikir untuk menundanya. Segera periksakan diri Anda karena secara klinis perlu dipastikan bahwa itu bisa saja tumor normal, sering atau mengarah ke kanker," ungkap Lenny, Rabu.

Lenny juga menghimbau bagi para wanita, terutama yang belum menderita kanker, untuk rutin memeriksakan payudara atau SADARI, seperti di kamar mandi sambil bernyanyi.

Baca Juga: Peran Perempuan Mewarnai Peradaban Bangsa, Ini Penilaian 4 Professor 'Srikandi' Asal UNS

“Bagi yang belum terpapar, fokuslah pada pencegahan,” ujarnya. Lakukan SADARI misalnya di toilet sambil bernyanyi. Jangan pernah menunda (periksa)," ujarnya dikutip PortalLebak.com dari Antara.

Lenny, mengacu pada data tersebut, mengatakan kanker payudara merupakan kanker dengan angka kejadian tertinggi di Indonesia, khususnya pada perempuan, yaitu 42,1 per 100.000 penduduk dan terus meningkat setiap tahunnya.

Ia menambahkan, penyebab utamanya adalah masih banyak masyarakat yang takut untuk melakukan pemantauan mandiri dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini masih rendah.

Baca Juga: Ketua DPR Puan Maharani Resmi Jadi Satu-satunya Perempuan, Warga Kehormatan Marinir

Padahal, jika terdeteksi lebih dini, pasien bisa mendapatkan pengobatan yang lebih optimal sehingga bisa mempertahankan kualitas hidup yang lebih baik.

Data Globocan tahun 2020 menunjukkan jumlah kasus baru kanker payudara sebesar 68.858 kasus (16,6 persen) dari total 396.914 kasus kanker baru di Indonesia, dengan tingkat kenaikan lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki dan jumlah kematian. melebihi laki-laki 22.000 orang.

Angka kematian dapat diturunkan hingga 43 persen jika masyarakat rutin menerapkan deteksi dini dan pencegahan penyebab kanker payudara.

Baca Juga: Alutsista TNI AU Makin Modern, Dispenau Gelar Press Tour Tahun 2023 di Lapangan Udara Lanud Iswahjudi

Namun, menurut Journal of Cancer, antara 68 dan 73 persen pasien yang mengunjungi pusat kesehatan untuk pemeriksaan kanker payudara berada pada stadium lanjut.

“Peran perempuan sangat penting dalam masyarakat sebagai kunci kehidupan berkeluarga, sebagai individu, sebagai istri dan ibu,” kata Lenny.

"Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan merupakan salah satu langkah penting dalam perjuangan melawan kanker payudara menuju keberhasilan penyembuhannya," tambahnya.

Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Berniat Dirinya Tak Berpartai Jika Dipecat PDI Perjuangan

Anjuran para wanita untuk rutin memeriksakan payudara sendiri atau SADARI juga diungkapkan oleh Dokter Spesialis Onkologi dr Walta Gautama Said Tehuwayo, Sp.B.Subsp.Onk(K). Ia merekomendasikan agar wanita mendapatkan suntikan SADARI tiga atau empat hari setelah akhir menstruasinya.

Ia menambahkan, selama ini di Indonesia kanker payudara stadium akhir mendominasi sekitar 70 persen pada stadium awal. Walta menyarankan, untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang pemeriksaan diri, bisa melibatkan tokoh masyarakat muda.

Mereka, orang-orang yang berintegritas, bisa mengutarakan pendapatnya secara singkat di depan umum, seperti tentang cara melakukan SADARI dan waktu terbaik melakukannya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah