Inilah Efek Pembesaran Prostat Pada Pria, Anda Harus Waspada

- 10 Februari 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi - Makanan yang Harus Dijauhi Jika Alami Pembesaran Prostat
Ilustrasi - Makanan yang Harus Dijauhi Jika Alami Pembesaran Prostat /Freepik/krakenimages.com

PORTAL LEBAK - Benign prostatic hyperplasia (BPE) adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan pembesaran prostat, suatu kondisi yang dapat mempengaruhi cara seseorang buang air kecil.

Gejala BPE umum terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini tidak bersifat kanker dan umumnya tidak menimbulkan ancaman kesehatan yang serius.

Banyak pria khawatir bahwa pembesaran prostat berarti mereka berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat. Ini bukanlah kebenarannya.

Dikutip NHS, Selasa, risiko kanker prostat pada pria dengan pembesaran prostat tidak lebih tinggi dibandingkan pria tanpa pembesaran prostat.

Baca Juga: Laki-laki yang lahir dari ibu yang mengalami obesitas mungkin mengalami gangguan kesehatan

Prostat adalah kelenjar kecil yang terletak di panggul, antara penis dan kandung kemih. Jika prostat membesar, hal ini dapat memberikan tekanan pada kandung kemih dan uretra, saluran yang dilalui urin.

Hal ini dapat mempengaruhi cara pasien buang air kecil dan dapat menyebabkan, khususnya, kesulitan untuk mulai buang air kecil, seringnya sedih saat buang air kecil, dan kesulitan mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.

Pada beberapa pria, gejalanya ringan dan tidak memerlukan pengobatan. Di negara lain, gejalanya bisa sangat tidak nyaman.

Penyebab hipertrofi prostat jinak Penyebab hiperplasia prostat jinak tidak diketahui namun diyakini berkaitan dengan perubahan hormonal seiring bertambahnya usia pria.

Baca Juga: Kepala BKKBN: Pers berperan penting dalam pendidikan kesehatan masyarakat

Keseimbangan hormonal dalam tubuh manusia berubah seiring bertambahnya usia, yang dapat menyebabkan pembesaran prostat.

Mendiagnosis hiperplasia prostat jinak Seseorang perlu menjalani sejumlah tes berbeda untuk mengetahui apakah mereka mengalami pembesaran prostat.

Dokter Anda dapat melakukan beberapa tes ini, seperti tes urine, namun tes lainnya mungkin perlu dilakukan di rumah sakit.

Tes tertentu mungkin diperlukan untuk menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa dengan EPB, seperti kanker prostat.

Baca Juga: RSJ Islam Klender siap merawat calon legislatif yang alami gangguan jiwa akibat tidak terpilih

Pengobatan hipertrofi prostat jinak.
Pengobatan pembesaran prostat akan bergantung pada tingkat keparahan gejala yang dialami pasien. Jika gejalanya ringan, biasanya tidak memerlukan pengobatan segera.

Dokter akan memberi tahu Anda apakah dan kapan korban memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Penderita kondisi ini mungkin disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup, misalnya dengan mengurangi konsumsi alkohol, kafein, dan minuman berkarbonasi.

Selanjutnya, batasi asupan pemanis buatan, rutin berolahraga, dan kurangi konsumsi alkohol pada malam hari.

Baca Juga: Penyanyi Legendaris KPop Dikecam Karena Sikap Kasarnya

Obat-obatan yang memperkecil ukuran prostat dan mengendurkan kandung kemih mungkin direkomendasikan untuk mengatasi gejala pembesaran prostat sedang hingga berat.

Pembedahan biasanya hanya disarankan untuk gejala sedang hingga berat yang tidak dapat diobati dengan pengobatan.

Komplikasi hiperplasia prostat jinak Hiperplasia prostat jinak terkadang dapat menyebabkan komplikasi, seperti infeksi saluran kemih (ISK), retensi urin kronis, dan retensi urin akut.

Retensi Urin Akut

Retensi Urin Akut (AUR) terjadi ketika seseorang tidak mampu mengosongkan kandung kemih secara sempurna namun masih bisa buang air kecil sedikit.

Baca Juga: Ahok: Video Viral Soal Jokowi Tidak Bisa Kerja Dipotong

Gejala retensi urin kronis dapat berupa aliran urin yang lemah saat buang air kecil, kebocoran urin di malam hari, rasa bengkak di perut, atau kandung kemih yang tidak dapat dikosongkan sepenuhnya.

Retensi urin kronis biasanya tidak menimbulkan rasa sakit namun dapat meregangkan dan melemahkan otot kandung kemih secara perlahan.

Retensi urin akut adalah ketidakmampuan buang air kecil secara tiba-tiba. Gejala AUR meliputi ketidakmampuan buang air kecil secara tiba-tiba.

Terasa juga nyeri perut bagian bawah yang parah, dan pembengkakan kandung kemih yang dapat dirasakan dengan tangan. Segera pergi ke IGD terdekat jika mengalami gejala.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x