Fakta Psikologis dan Kesehatan di Balik Kebiasaan Duduk dan Menggoyangkan Kaki

- 23 Desember 2023, 22:04 WIB
Menggoyang-goyangkan kaki saat duduk nerupakan kebiasaan umum yang diamati pada banyak orang, entah itu halus maupun kuat, gerakan berulang ini sering terjadi tanpa disadari, dan ternyata memiliki fakta psikologis dan kesehatan.
Menggoyang-goyangkan kaki saat duduk nerupakan kebiasaan umum yang diamati pada banyak orang, entah itu halus maupun kuat, gerakan berulang ini sering terjadi tanpa disadari, dan ternyata memiliki fakta psikologis dan kesehatan. /Instagram/

PORTAL LEBAK - Banyak orang yang menggoyangkan kaki saat duduk, baik halus maupun kuat. Kebiasaan yang umum diamati, gerakan berulang-ulang ini seringkali terjadi tanpa kita sadari, dan ternyata ada fakta psikologis dan kesehatan di baliknya.

Beberapa orang melakukan ini dengan menggoyangkan lutut atau menghentakan kaki. Gerakan ini biasanya melibatkan gerakan ritmis salah satu atau kedua kaki saat duduk.

Halaman Times of India (Minggu) ungkapkan Apa yang mungkin tampak seperti kebiasaan yang tidak berbahaya bagi sebagian orang, ternyata bisa mengungkap wawasan menarik mengenai psikologi manusia dan wawasan serius mengenai kesehatan.

Baca Juga: Dunia Kesehatan: Apa itu 'caregiver'? Jika Anda salah satunya, inilah tips nya

Menurut Para Ahli Dampak Kesehatan Dalam beberapa kasus, kebiasaan berolahraga terus-menerus ini dapat menyebabkan sindrom kaki gelisah (RLS) mungkin merupakan gejala dari
kurangnya keinginan.

'Aku tidak sanggup menggerakkan kakiku'.
Kaki gemetar berlebihan bisa menjadi tanda meningkatnya kecemasan atau penyakit terkait stres yang memerlukan perhatian dan pengobatan.

Orang dengan Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) mungkin menunjukkan perilaku gelisah, seperti menggoyangkan kaki, karena sulit untuk tetap waspada atau diam.
Pentingnya menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis yang benar.

Baca Juga: Hadirkan Guru dan Pegawai Yang Sehat Serta Prima, Sekolah Terpadu Al Qudwah Lebak Screening Kesehatan

Jika Anda khawatir atau khawatir dengan kebiasaan ini, kami menyarankan Anda mencari diagnosis yang benar daripada langsung mengambil kesimpulan.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x