Harga BBM Subsidi Naik, Partai Buruh: Pemerintah Tak Beri Solusi, Kami Unjuk Rasa Besar-Besaran

4 September 2022, 19:30 WIB
Sejumlah buruh berunjuk rasa di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (31/8/2022). Mereka menyerukan sejumlah tuntutan salah satunya menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). /Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono/

PORTAL LEBAK - Partai Buruh menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan menegaskan akan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran.

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi itu akan dilakukan pada September 2022.

"Di Jakarta, aksi dipusatkan di DPR RI untuk menuntut pimpinan DPR RI memanggil Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, Menteri ESDM, dan para menteri terkait perekonomian," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 3 September 2022.

Baca Juga: Harga BBM Naik, Gubenur Jawa Timur Minta TNI/Polri Kawal BBM Subsidi Untuk Petani dan Nelayan

"Pimpinan DPR an Komisi terkait ESDM DPR RI harus berani membentuk Pansus atau Panja BBM," tambahnya.

Selain di Jakarta, aksi akan digelar serentak di seluruh Indonesia yakni di Kota Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Banda Aceh, Medan, Batam, Padang, dan Pekanbaru.

Termasuk di kota Bengkuku, Lampung, Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Makassar, Gorontalo, Sulawesi Utara, Ambon, Ternate, Mataram, Kupang, Manokwari, dan Jayapura.

Baca Juga: Breaking News: Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi, Pertalite Jadi Rp10.000

"Jika aksi 6 September tidak didengar pemerintah dan DPR, maka Partai Buruh dan KSPI akan mengorganisir aksi lanjutan mengusung tema tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 sampai 13 persen," tegas Iqbal.

Dia menjelasakan alasan menolak kenaikan harga BBM bersubsidi, karena kenaikan itu akan menurunkan daya beli masyarakat, yang telah turun 30 persen.

"Harga BBM naik, maka daya beli tambah turun jadi 50 persen. Penyebab turunnya daya beli yakni peningkatan angka inflansi 6.5 hingga 8 persen, jadi harga kebutuhan pokok akan meroket," paparnya.

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Dikagumi Netizen Soal Posenya Yang Sempurna Dalam Pemotretan Terbaru Seksi Ala Calvin Klein

Iqbal mengungkapkan, padahal upah buruh dalam 3 tahun terakhir, tidak naik sehingga makin tambah menyulitkan perekonomian buruh.

Selanjutnya, penolakan kenaikan harga BBM digelar karena kondisi harga minyak dunia yang justru di posisi turun.

Sehingga Iqbal menilai ada kesan pemerintah hanya mencari untung, di tengah kesulitan rakyat yang nyata.

Baca Juga: Perusahaan Psy P Nation Diselidiki Atas Kematian Seorang Pekerja, Kantornya di Seoul Digerebek

"Kenaikan ini dilakukan di tengah negara lain menurunkan harga BBM. Seperti di Malaysia, dengan Ron yang lebih tinggi dari pertalite, harganya jauh lebih murah," ungkapnya.

Menurut Iqbal, naiknnya harga BBM menyebabkan ongkos energi industri akan meroket yang otomatis memicu terjadinya ledakan pemutusan hubungan kerja (PHK).***

Artikel telah tayang di Pikiran-Rakyat.com: Tolak Kenaikan BBM, Buruh Bakal Aksi Besar-besaran 6 September di Seluruh Indonesia
(Reporter: Muhammad Rizky Pradila)

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler