BPPTKG: Sisi Barat Laut Kubah Lahar Gunung Merapi Mengandung Potensi Bahaya

13 Maret 2023, 08:35 WIB
Luncuran awan panas Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (12/3/2023). Menurut data BPPTKG pada 12 Maret 2023 pukul 07.04 - 07.56 WIB telah terjadi 3 awan panas guguran dengan jarak luncur antara 2.000 meter hingga 2.500 meter ke arah barat daya. /ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa./

“Ini sesuatu yang unik, bukan hanya unik, tapi juga berpotensi bahaya, jadi harus kita sebarkan,”

PORTAL LEBAK - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam jumpa pers virtual di Yogyakarta, Minggu, 12 Maret 2023 mengatakan kemungkinan bahaya tersebut karena kubah lahar di Gunung Merapi kian bertambah.

Pertambahan kubah lahar terjadi di tengah dan kubah lahar di sisi barat daya Gunung Merapi yang saat ini terus berkembang.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami 12 Kali Gempa Guguran Selama Enam Jam Sejak Dini Hari

“Ada potensi bahaya lain di mana sektor barat laut (Gunung Merapi) mengalami pergerakan, inflasi, maka kami juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Agus.

Menurut dia, di permukaan tubuh gunung yang terletak di sebelah barat laut Merapi itu telah terpantau metamorfosis atau metamorfosis dalam dua tahun terakhir.

Dulu, deformasi hanya terjadi di lokasi kubah lava dua gunung berapi aktif, yakni di tengah dan di sisi barat daya kawah.

Baca Juga: Erupsi dan Hujan Abu Gunung Merapi Selimuti 19 Desa di Magelang, Status Siaga!

Masyarakat Harus Tahu

“Ini sesuatu yang unik, bukan hanya unik, tapi juga berpotensi bahaya, jadi harus kita sebarkan,” ujarnya dilansir PortalLebak.com dari Antara.

Agus menjelaskan laju deformasi di sisi barat laut Merapi lebih dari 15 meter dalam dua tahun.

Perkembangan ini cukup besar dibandingkan dengan deformasi sebelum erupsi Merapi tahun 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meskipun terjadi dengan laju yang cepat pada saat itu.

Baca Juga: Menteri Agama: Indonesia akan Diprioritaskan Dapat Tambahan Kuota Jemaah Haji

"Luasnya (deformasi) 15 meter membuat kami khawatir. Kami khawatir batu di ujung barat laut menjadi tidak stabil dan runtuh," katanya.

BPPTKG terus memantau secara intensif kondisi dan laju regangan batuan di sisi barat laut gunung api tersebut.

“Saat ini kondisinya masih stabil dan laju deformasi juga relatif rendah, namun harus kami sampaikan agar masyarakat tetap waspada,” kata Agus Budi.

Baca Juga: Pembangunan Jalan Tol Jakarta Cikampek II Selatan Berlanjut, Harapan Pengorbanan Warga yang Berakhir Bahagia

Gunung Merapi mengeluarkan sederet awan panas yang melayang sejauh 4 km ke arah barat daya. H. menuju Kali Bebeng atau Kali Krasak, mulai Sabtu sore 11 Maret malam hingga Minggu 12 Maret 2023.

Berdasarkan pantauan BPPTKG yang dilakukan hingga pukul 15.30 WIB. Minggu WIB, tercatat total 54 awan panas longsor naik dari Gunung Merapi.

Longsoran awan panas disebabkan oleh longsoran dari kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Baca Juga: Pada Hari Ketujuh Pencarian, 10 korban Tanah Longsor Serasan di Natuna Belum Ditemukan

Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi, di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, pada status Tier III atau siap pakai.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan tindakan di daerah yang berpotensi bahaya.

Aliran lahar dan awan panas dari Gunung Merapi dapat mempengaruhi wilayah di sektor selatan-barat daya, melewati Sungai Boyong (hingga lima kilometer jauhnya).

Baca Juga: Yenny Wahid: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup atau Terbuka, Ada plus dan minusnya

Termasuk mengalir ke sungai Bedog, Krasak dan Bebeng (hingga tujuh kilometer jauhnya) dari puncak Gunung Merapi.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler