PORTAL LEBAK - Kerja gabungan tim pencari dan penyelamat (SAR) diharapkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus berjalan baik pascapenemuan Flight Data Recorder (FDR).
Seperti diketahui, tim gabungan SAR berhasil menemukan kotak hitam FDR pesawat Sriwijaya SJ 182, Selasa 12 Januari 2021, sekitar pukul 14.00 WIB, di Perairan Kepulauan Seribu.
Penemuan kotak hitam FDR disampaikan Menhub bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Basarnas Bagus Puruhito, dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Posko JICT 2, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca Juga: Tiga Korban Sriwijaya Air SJ 182, Berhasil Diidentifikasi Tim DVI Mabes Polri
Baca Juga: Update Duka Sumedang, 16 Meninggal dan Tim SAR Masih Mencari 27 Korban Longsor
Menhub berharap kolaborasi tim tersebuut dapat menemukan kotak hitam Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182, yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu. “Flight Data Recorder (FDR) berhasil ditemukan hari ini. Kami sampaikan terima kasih kepada Tim Gabungan dari TNI, PORI, Basarnas, KNKT, dan terkait lainnya yang telah bekerja secara apik." ujar Menhub.
Harapan agar CVR ditemukan pun disampaikan Budi. "Kami harapkan kolaborasi pencarian dapat tetap berjalan baik, karena CVR masih harus ditemukan, begitu pula dengan jenazah korban dan beberapa potongan pesawat yang harus ditemukan,” jelas Menhub dalam keterangannya kepada ANTARA seperti dikutip PortalLebak.com, di Jakarta, Selasa 12 Januari 2021.
Selanjutnya FDR diserahkan secara resmi oleh Panglima TNI kepada Kepala Basarnas, dan selanjutnya akan diserahkan oleh Ketua KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut.
Baca Juga: Narapidana di Rangkasbitung Dididik Pelatihan Budidaya Cabai, Ini Caranya
Baca Juga: Ini Yang Dibahas Kalau Menteri S Ganteng, Bertemu Menteri S Cantik
Menteri perhubungan juga menyampaikan tiga instruksi Presiden Joko Widodo yaitu pertama, penanganan musibah harus cepat yaitu; jenazah korban, dan potongan pesawat harus segera diangkat.
Kedua, santunan dan asuransi bagi keluarga korban (ahli waris) harus segera diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.
Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan menjadi pembelajaran bagi industri penerbangan nasional agar tidak terulang kembali kejadian yang sama.
“Terima kasih kepada Presiden yang begitu intens menghubungi kami sehingga kami mendapatkan dukungan moral dan kinerja menjadi lebih baik. Kami mengharapkan kolaborasi Tim Gabungan dapat terus berjalan dengan baik sampai semuanya ditemukan,” kata Menhub.
Baca Juga: Contoh Nih: Presiden Terpilih AS, Terima Dosis Vaksin Covid-19 Kedua
Baca Juga: Terlibat SAR Sriwijaya Air SJ 182, TNI AL Batalkan Upacara Peringatan Hari Dharma Samudera
Sementara itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan tim penyelam masih akan terus mencari bagian lain dari CVR, jenazah korban, dan potongan bagian pesawat.
“Operasi pencarian belum selesai, kita terus akan lakukan pencarian baik jenazah, maupun bagian pesawat lainnya dalam rangka melengkapi data yang diperlukan DVI Polri dan KNKT,” kata Hadi.
Kepala Basarnas Bagus Puruhito mengatakan pada hari ini telah ditemukan kembali 24 kantong jenazah dan satu kantong berisi partikel dari pesawat. "Ke depannya, kami akan terus meminta dukungan dari TNI, POLRI, dan instansi terkait lainnya agar pencarian dapat tetap berjalan lancar dan dituntaskan dengan baik," katanya.
Baca Juga: Usai Bersihkan Makam Orang Tua, Seorang Wanita Tewas Oleh Lelaki Pujaannya
Baca Juga: Ini Yang Dibahas Kalau Menteri S Ganteng, Bertemu Menteri S Cantik
Sedangkan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menengaskan KNKT segera melakukan pembacaan data yang ada di FDR dan diperkiraan akan memakan waktu 2-5 hari. “Semoga dapat segera mengungkap apa yang menjadi penyebab kecelakaan dari pesawat ini," ungkap Soerjanto.
Ketua KNKT berhadap data kotak hitam dapat menjadi pembelajaran agar kejadian ini tidak terulang lagi ke depannya. Karena tujuan investigasi dari KNKT adalah untuk meningkatkan keselamatan di dunia transportasi.***