Baca Juga: Ini Aturan Baru Berkereta Api di Masa Pandemi, Berlaku 26 Januari - 8 Februari 2021
Sejak awal pascagempa BNPB mendukung pos komando penanganan darurat, salah satunya pengerahan helikopter. Pengaturan pesawat dan helikopter didukung TNI AU yang bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, BMKG dan operator helikopter BNPB.
Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi pengerahan helikopter sangat efektif dalam menjangkau warga desa yang sulit dijangkau.
Plt. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi mengungkapkan," dengan pengerahan helikopter, warga desa-desa di wilayah terisolir sudah dapat mengakses bantuan. Operasi udara ini merupakan sinergitas semua pihak, khususnya TNI,” ujar Dody melalui pesan digital, pada Rabu 27 Januari 2021.
Baca Juga: [Hoax atau Fakta] Bupati Lebak Menggalang Bantuan Untuk Yayasan atau Ponpes
Baca Juga: 40 Tahun Peristiwa Tenggelamnya KM Tampomas II, Heroik Sang Kapten Nahkoda
Dody menambahkan untuk mendukung operasi udara, BNPB sempat mengerahkan helikopter Super Puma yang menggantikan dua helikopter yang melakukan perawatan rutin pada Minggu lalu 24 Januari 2021.
Pada saat itu, pengerahan helikopter sangat penting karena banyak warga membutuhkan bantuan.
Sehari sebelumnya, sebanyak 15 sorti dilakukan tiga helikopter BNPB untuk mendistribusikan bantuan kepada warga di beberapa desa. Pesawat jenis PK URR melakukan 6 sorti menuju ke Desa Popenga, Popenga Atas, Kalobang, Kopeang dan Kampung Baru. Helikopter jenis RA-24699 melakukan 4 sorti ke Desa Kalobang, Lemo-lemo, Kabiraan dan Kampung Baru. Sedangkan helikopter jenis PK-TPF melakukan 5 sorti dengan pengiriman bantuan ke Desa Kopeang, Paku, Kabiraan, Kalobang dan Popenga.
Baca Juga: BNPB: Kerugian Gempa Sulbar Mencapai Rp829,1 Miliar