Kemendikbud Jawab Kontroversi 'Pendiri NU Dihilangkan dari Buku Kamus Sejarah'

- 20 April 2021, 13:16 WIB
Cover buku KH. Hasyim Asy’ari yang dibuat oleh kemdikbud: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri, diterbitkan dalam rangka 109 tahun hari Kebangkitan Nasional. Kemdikbud juga menyatakan Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud.
Cover buku KH. Hasyim Asy’ari yang dibuat oleh kemdikbud: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri, diterbitkan dalam rangka 109 tahun hari Kebangkitan Nasional. Kemdikbud juga menyatakan Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. /Foto: kemdikbud.go.id/Keterangan tertulis Dirjen Kebudayaan/

PORTAL LEBAK - Beberapa waktu terakhir, mencuat dan beredar protes dari beberapa kalangan yang menuding Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghilangkan jejak tokoh pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.

Meluruskan tudingan yang dimaksud kalangan tersebut, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menegaskan buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I tidak pernah diterbitkan secara resmi.

"Dokumen tidak resmi yang sengaja diedarkan di masyarakat oleh kalangan tertentu merupakan salinan lunak (softcopy) naskah yang masih perlu penyempurnaan. Naskah tersebut tidak pernah kami cetak dan edarkan kepada masyarakat,” ungkap Hilmar.

Baca Juga: Netizen Salah Fokus: Tim Pemadam Kebakaran Selamatkan Kucing, Ternyata Pemiliknya Cantik

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang dan Perluas Pemberlakuan PPKM Mikro Hingga 3 Mei 2021

Hilmar menjelaskan hal yang Lebih penting, naskah buku tersebut disusun pada tahun 2017, sebelum periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

"Selama periode kepemimpinan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kegiatan penyempurnaan belum dilakukan dan belum ada rencana penerbitan naskah tersebut (buku sejarah-Red),” pungkas Hilmar.

Kemendikbud tetap menegaskan keterlibatan publik menjadi faktor penting yang akan selalu dijaga oleh segenap unsur di lingkungan Kemendikbud.

Baca Juga: Pasca Siklon Tropis Seroja, Tim Gabungan Penanganan Bencana Bangun 6 Jembatan Sementara di NTB dan NTT

Baca Juga: Liga Premier Inggris: Leeds Bermain Imbang Kontra Liverpool, Dibalut Protes Liga Super

"Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa tidak mungkin Kemendikbud mengesampingkan sejarah bangsa ini, apalagi para tokoh dan para penerusnya,” papar Hilmar, seperti PortalLebak.com kutip dari laman kemdikbud.go.id, Selasa 20 April 2021.

"Kemendikbud selalu berefleksi pada sejarah bangsa dan tokoh-tokoh yang ikut membangun Indonesia, termasuk Hadratus Syech Hasyim Asy’ari dalam mengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan,” pungkas Hilmar.

Hilmar yang juga dikenal sebagai sejarawan melengkapi pernyataannya dengan fakta.

Baca Juga: Apple akan menghadirkan Aplikasi Parler kembali ke App Store-nya

Baca Juga: Mobil Tesla Dengan Fitur Autopilot Kecelakaan Fatal, Otoritas Amerika Selidiki Penyebabnya

“Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari di Jombang didirikan oleh Kemendikbud. Bahkan, dalam rangka 109 tahun Kebangkitan Nasional, Kemendikbud menerbitkan buku KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kyai Untuk Negeri,” terangnya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah