Cuaca Buruk Efek La Nina, BNPB Himbau Masyarakat Waspada Bencana

- 2 November 2021, 18:01 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito, ingatkan pemda dan masyarakat waspada bencana cuaca buruk yang diakibatkan fenomena La Nina. Karena BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait La Nina. Fenomena cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Indonesia mulai Oktober 2021-Februari 2022.
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito, ingatkan pemda dan masyarakat waspada bencana cuaca buruk yang diakibatkan fenomena La Nina. Karena BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait La Nina. Fenomena cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Indonesia mulai Oktober 2021-Februari 2022. /Foto: Instagram/bnpb_indonesia/

PORTAL LEBAK - Perjuangan melawan pandemi Covid-19 masih berlangsung di Tanah Air, hingga saat ini.

Meski demikian, bencana alam lain tetap mengancam Indonesia, salah satunya bencana Hidrometeorologi berupa cuaca buruk, banjir dan tanah longsor.

Seperti prakiraan yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) yang telah mengeluarkan peringatan dini terkait La Nina.

Baca Juga: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Akibat Hujan Disertai Angin Kencang, BPBD Catat Empat Rumah Rusak di Bogor

Dilansir PortalLebak.com dari Instagram @bnpb_indonesia, fenomena cuaca ekstrem pun berpotensi terjadi di Indonesia mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022.

La Nina merupakan fenomena alam di mana suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah turun, sehingga menjadi lebih dingin daripada biasanya.

Salah satu dampak La Nina, menimbulkan beberapa bencana Hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.

Baca Juga: BMKG: Warga DKI Jakarta Harus Waspada Cuaca Ekstrim

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) selaku sektor utama dalam penanggulangan bencana, mempersiapkan mitigasi bencana.

"BNPB mendorong pemerintah daerah dan masyarakat, meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi hadapi potensi bencana hidrometeorologi di Tanah Air," pungkas Ketua BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito.

Beberapa hal yang dapat pemda dan masyarakat untuk mengurangi dampak dari bencana hidrometeorologi, diuraikan Ganip, sebagai berikut:

Baca Juga: Manajer Tottenham Hotspur Nuno Espirito Santo dipecat, setelah Kalah dari Manchester United di Liga Premier

1. Monitoring peringatan dini dari BMKG
2. Penepatan jalur evakuasi
3. Simulasi Evakuasi
4. Penetapan rambu daerah rawan bencana
5. Sistem peringatan dini berbasis masyarakat
6. Jejaring komunikasi berbasi masyarakat

Selain itu, Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito juga mengarahkan masyarakat, agar semaksimal mungkin melakukan upaya mitigasi bencana hidrometeorologi basah.

Baca Juga: Dirusak OTK, TNI Bersama Masyarakat Perbaiki Jembatan Sahayu Yalimo

Cara yang dapat dilakukan, menurut Ganip, adalah dengan menanam vegetasi seperti pohon, membersihkan saluran air.

Termasuk penguatan lereng dengan beton dan vegetasi, pemeliharaan drainase permukaan, pemangkasan dahan/ranting pohon yang lapuk/mudah patah.

"Apabila terjadi hujan 1 jam berturut-turut dengan intensitas sedang hingga tinggi, dan obyek pada jarak 30 meter tidak terlihat, maka masyarakat di lereng atau tebing dan daerah rendah sepanjang aliran sungai harus evakuasi diri sementara ke tempat yang lebih aman," tutur Ganip.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x