Tawuran Pelajar di Jaktim Dipersenjatai Bom Molotov Rakitan, Ini Gerak Cepat Polisi

- 6 Februari 2024, 07:10 WIB
Kapolres Metro Jaktim Pol Nicolas Ary Lilipaly sambil memamerkan dua molotov rakitan bom yang digunakan pelaku tawuran di Mapolres Metro Jakarta Timur, Jatinegara, Senin 5 Februari 2024.
Kapolres Metro Jaktim Pol Nicolas Ary Lilipaly sambil memamerkan dua molotov rakitan bom yang digunakan pelaku tawuran di Mapolres Metro Jakarta Timur, Jatinegara, Senin 5 Februari 2024. /Foto: ANTARA/Syaiful Hakim./


PORTAL LEBAK – Polres Metro Jakarta Timur mengungkap puluhan pelajar yang ditangkap saat bersiap melakukan tawuran di Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu dini hari 4 Februari 2024, mereka bahkan bersenjatakan dua bom molotov rakitan.

“Saat ditangkap, pelaku tawuran ternyata pelaku masih berstatus pelajar atau di bawah umur. Yang membuat bom molotov masih duduk di bangku SMA, usianya antara 15 dan 15 tahun,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Nicolas Ary Lilipaly, di Mapolres Metro Jakarta Timur, Jatinegara, Senin.

Menurutnya, penyerang mengetahui cara membuat bom molotov berkat jejaring sosial YouTube. Setelah selesai diharapkan bisa digunakan untuk tawuran.

Baca Juga: Sebabkan Tangan Putus, Polisi Tangkap 4 Pelaku Tawuran di Flyover Pasar Rebo

"Pelaku belajar sendiri, sekaligus bertanya kepada orang lain. Mereka tahu cara melakukannya dari jejaring sosial (YouTube) dan memberikannya kepada orang lain, menggunakannya sebagai alat perjuangan," ujarnya.

Polres Metro Jakarta Timur juga menangkap 20 anak berhadapan dengan hukum (ABH) dari tiga kelompok pelajar yang berbeda.

"Tersangka ada 20 orang membawa senjata tajam dan bom molotov. Kami melakukan pengamanan dan menangani pelaku sesuai ABH dengan dinas sosial," ujarnya.

Baca Juga: Komite Kode Etik AFC Beri Sanksi kepada Pelaku Tawuran SEA Games 2023, Ditambah Denda 10.000 Dolar untuk FAT

Sedangkan untuk senjata arit atau tajam, lanjut Nicolas, tawuran mendapatkannya dengan memesan secara online.

“Para penulis ini membayar untuk membeli sabit secara online. Enam orang bersama-sama membeli senjata tajam dengan harga berkisar Rp 300.000 hingga Rp 700.000, tergantung ukurannya,” ujarnya.

Sementara itu, polisi terus menyelidiki kasus perkelahian tersebut dalam upaya melacak penyelundup senjata tajam yang biasa digunakan oleh kelompok bersenjata.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x