Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu, Tepat Dua Tahun Lalu

- 28 September 2020, 19:15 WIB
Permukiman warga di Kota Palu yang porak poranda usai gempa magnitudo 7,4 pada 28 September 2018
Permukiman warga di Kota Palu yang porak poranda usai gempa magnitudo 7,4 pada 28 September 2018 /Foto: Dok. Aksi Cepat Tanggap/

Tak kurang 632 orang menderita luka-luka. Sedangkan lebih dari 100 orang hilang serta 16.732 penduduk mengungsi.

Tak hanya gempa dan tsunami yang menjadi perhatian publik ketika itu.

Namun, ada fenomena alam yang masih jarang diketahui publik, yakni likuifaksi.

Likuifaksi ini berupa tanah bergerak dan amblas sehingga ribuan rumah di Kelurahan Petobo hancur dan tertimbun bersama penghuninya.

Baca Juga: Jangan Sampai Lepas, Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 10 Kemungkinan Dibuka Hari Ini

Sutopo Purwo Nugroho, ketika itu Kepala Pusat Data Informasi dan Humas di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggambarkan fenomena ini dalam cuitannya.

"Permukaan tanah bergerak dan ambles sehingga semua bangunan hancur. Proses geologi yang sangat mengerikan. Diperkirakan korban terjebak di daerah ini," cuit Sutopo yang meninggal karena kanker paru-paru pada 7 Juli 2019.

Tak ada data pasti tentang jumlah korban akibat likuifaksi ini. Namun, Sutopo mengungkapkan, ribuan orang dinyatakan hilang.

Baca Juga: Lihat Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini untuk Sambut Gajian

"Menurut laporan kepala Desa Palarua dan Petobo, ada sekitar 5.000 orang yang belum ditemukan, namun masih perlu dikonfirmasi," ujar Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu 7 Oktober 2018.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah