Pertarungan Ekstrim 'Top Dog' Digelar Online di Rusia

1 Mei 2021, 00:57 WIB
Pertarungan 'Top Dog' tinju brutal tanpa pelindung diri di Moscow, Rusia (16/04/2021). /Foto: REUTERS/SHAMIL ZHUMATOV/

PORTAL LEBAK - Turnamen 'Top Dog' tinju brutal yang mengadu domba para petarung secara ekstrim tanpa pelindung diri, melonjak popularitasnya, di sosial media, selama pandemi virus korona (Covid-19), di Rusia.

Pertarungan berdarah 'Top Dog' mulai menyiarkan pertarungan di tempat parkir pada awal tahun 2020. Tetapi sekarang, manajemen 'Top Dog' menyewakan arena olahraga di Moskow, untuk pertandingan ekstrim yang disaksikan jutaan orang secara online.

Bahkan, seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, pertarungan paling populer telah dilihat lebih dari 13 juta kali di YouTube.

Baca Juga: Tahap ke-10 Vaksin Covid-19 Tiba di Tanah Air, Berupa 6,4 Juta Bahan Baku dan Jadi dari China

Penyelenggara mengaitkan popularitas olahraga pertarungan bebas, dengan rasa geram yang terpendam karena adanya pembatasan pergerakan akibat Covid-19 dan rasa frustrasi atas memburuknya ekonomi masyarakat.

"Ini sulit bagi orang-orang, mereka marah," kata Danil Aleyev, petarung amatir yang mendirikan pertarungan ekstrim pada malam hari.

"Orang-orang pada umumnya berada dalam lingkungan yang penuh tekanan dan tidak ada tempat untuk melepaskannya. Ketika mereka melihat sesuatu seperti ini, itu meredakan ketegangan," nilai Aleyev.

Baca Juga: Sebby Sambom Menghilang Usai KKB Dapat Label Teroris

Rusia, yang telah melaporkan kasus Covid-19 keenam terbesar di dunia, belum memberlakukan penguncian nasional sejak musim panas lalu untuk menghindari kehancuran ekonomi.

Pemerintah Rusia malah memilih tindakan yang minimalis, karena pendapatan riil telah turun atau mandek selama bertahun-tahun.

Perkelahian dibagi berdasarkan gender untuk wanita dan pria dan melibatkan tiga ronde, dengan masing-masing dua menit tiap rondenya.

Baca Juga: KRI Nanggala 402, Keluarga ABK Gelar Tabur Bunga di Laut Bali

Ring tinju, bak sasana dilingkari oleh tumpukan jerami dan pada akhirnya sering kali terjadi pertumpahan darah dari luka sang petarung.

Penyelenggara menolak kritik bahwa laga tersebut berbahaya bagi atlet. Mereka mengatakan para petarung menerima luka daging yang akan sembuh.

Padahal, para petinju yang menggunakan pelindung sarung tinju, jika menerima lebih banyak pukulan, mereka akan menghadapi masalah jangka panjang, seperti kerusakan otak.

Baca Juga: RUU Migas Harus Segera Dituntaskan Untuk Memberikan Kepastian Usaha Hulu Migas

Aleyev mengatakan turnamen menarik penonton asing, khususnya penonton asal Amerika Serikat bahkan penyumbang kedua terbanyak.

Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak yang didapat para petarung, tetapi menegaskan sang pemenang, dibayar mahal. Pendapatan 'Top Dog' berasal dari iklan, sponsorship, dan penjualan merchandise.

Yekaterina Golovataya adalah salah satu dari beberapa wanita yang terlibat perkelahian.

Baca Juga: Viral Babi Ngepet, Wati Diusir Dari Kampungnya Ditengarai Fitnah Warga

"Saya yakin perempuan bisa melakukan banyak hal, ada banyak gadis keren dan berbakat," katanya kepada Reuters.***

Editor: Dwi Christianto

Terkini

Terpopuler