Euro 2020: Analisa Hungaria vs Jerman, Persiapkan Murka Tuhan Dalam Laga Bola

24 Juni 2021, 01:57 WIB
Piala Euro 2020 - Group F - Jerman vs Hungaria - Stadion Arena Munich, di Munich, Jerman - (23/06/2021) suppoter tim Jerman dalam stadion sebelum bertandingan berlangsung. Pool via REUTERS/Alexander Hassenstein /Foto: Reuters/ALEXANDER HASSENSTEIN/

PORTAL LEBAK - Selama tahun 434-453 Masehi (M), bangsa Hun di bawah Attila dan saudaranya Bleda mampu mengacak-acak wilayah kekuasaan Romawi Barat dan Bizantium.

Terbentang dari Balkan, wilayah selatan Bulgaria, area Kaspia, Galia, Catalonia, Italia, hingga daerah seputaran Alpen.

Attila sendiri hadir bagai sosok yang berdarah dingin. Di sinilah berlaku perumpamaan betapa haus kekuasaan bagai minum air laut.

Baca Juga: Ini SKB Pedoman Implementasi UU ITE Terbaru Ditandatangani Kapolri, Jaksa Agung dan Menkominfo

Dahaganya tidak akan pernah terpuaskan. Entah apa sebabnya, Attila kemudian membunuh saudaranya, Bleda pada tahun 445 M.

Namun hidup Attila pun berakhir dengan tidak kalah tragisnya. Mirip cerita-cerita film horor Indonesia tahun 1980-an, Attila tewas di malam pertama perkawinannya di tahun 453 M.

Penyebab kematiannya masih misteri, yang jelas di tubuhnya terjadi pendarahan. Setelah itu, kejayaan bangsa Hun pun pudar dan akhirnya lenyap.

Baca Juga: Vaksinasi Usia 18 Tahun ke Atas Belum Banyak, Varian Delta Covid-19 Mulai Serang di Bawahnya

Siapa bangsa Hun? Mayoritas peneliti mengatakan bahwa mereka termasuk dalam rumpun Mongoloid. Orang-orang Hun bermigrasi ke Eropa dan menetap di wilayah yang sekarang menjadi negara Hungaria.

Lebih dari 1000 tahun nama Attila dari Hun seolah hilang. Nama Hun muncul kembali pada tahun 1900. Namun bukan Hungaria, melainkan Jerman yang mempopulerkan Hun.

Adalah Kaisar Wilhelm II yang menyerukan tentara Jerman untuk tampil seperti orang Hun di bawah Attila untuk menghadapi pemberontakan Boxer di Tiongkok yang mengancam kepentingan Jerman.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Malam Ini di Lebak, Pandeglang dan Serang

Karena itu pula, Inggris memberi atribut “Hun” kepada tentara Jerman yang menjadi musuh mereka pada Perang Dunia I.

Puluhan tahun kemudian, jauh dari medan tempur, melainkan di lapangan sepakbola, bukan nama Hun yang muncul, melainkan Hungaria.

Di Piala Dunia 1954, bagaikan Hun, Hungaria di bawah Ferenc Puskas, Zoltan Czibor, Sandor Kocsis, Grosics, dan lain-lain tampil mengerikan dan haus gol.

Baca Juga: Covid-19 Hantui Kalangan Artis, Indro Warkop Positif

Di penyisihan grup, Korea Selatan, Jerman Barat, dan Turki mereka libas dengan skor 9-0, 8-3, dan 7-2.

Hongaria sebenarnya finalis Piala Dunia 1938, namun penampilan mereka saat itu tidak seberingas Puskas dan kawan-kawan.

Di perempat final, Puskas dan skuadnya melumat Brazil 4-2. Dan di semi final, mereka membuat juara petahana Uruguay menangis dengan menelan kekalahan 2-4.

Baca Juga: Covid-19 Hantui Kalangan Artis, Indro Warkop Positif

Di final, anak-anak Hungaria yang dijuluki “the Mighty Magyars” kembali menghadapi Jerman Barat.

Tentu saja Hungaria dijagokan karena tim yang sama pernah mereka lindas 8-3. Namun partai final menjadi anti klimaks bagi Puskas dkk. Mereka pun tumbang di kaki Fritz Walter dkk dengan skor 2-3.

Nasib Hungaria dan Puskas dkk di luar lapangan sepakbola setelah tahun 1954 tidak kalah anti klimaks.

Baca Juga: Alur Cerita Ikatan Cinta 23 Juni 2021, Elsa Dihukum Kerja di Panti Asuhan Apa Bertobat?

Tahun 1956, tentara dan tank-tank Uni Soviet melindas Hungaria yang mencoba-coba keluar dari jalur Moskow. Ribuan warga sipil Hungaria tewas, dan ratusan ribu orang lainnya kabur dari negara yang nama aslinya Magyarország.

Dan dua tahun kemudian, tokoh reformis Imre Nagy tewas dieksekusi. Akan halnya Puskas dan beberapa anggota timnas Hungaria lainnya bergabung dengan klub bermarkas di Budapest, Honved.

Saat itu mereka sedang bertandang ke Spanyol dalam kejuaraan klub Eropa. Namun ketika hendak kembali ke Hungaria, meletuslah pergolakan, sehingga mereka menolak kembali ke negara mereka.

Baca Juga: Sandiaga Uno Push Up 15 Kali, Gegara Menteri Pariwisata Terlambat Webinar

Puskas akhirnya bergabung ke klub Real Madrid, dan pada Piala Dunia 1962 ia malah memakai kostum Spanyol yang pada saat itu di bawah kekuasaan Jenderal Franco yang memang anti Soviet.

Puskas sendiri memutuskan kembali ke Hungaria setelah berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya Uni Soviet.

Tidak disangkal, walau sudah lama merantau di Spanyol, Puskas masih menjadi kebanggaan Hungaria.

Baca Juga: Situs PPDB Online SMA Tahun 2021 di Banten Bermasalah Buat Gubernur Wahidin Halim Geram

Untuk menghormatinya, Nepstadion atau Stadion Rakyat yang terletak di Budapest berganti nama menjadi Puskas Ferenc Stadion. Puskas sendiri meninggal tahun 2006.

Seperti PortalLebak.com kutip dari Facebook: Muhammad Farid, memori akan Puskas kembali muncul di Piala Eropa 2020 (diselenggarakan tahun 2021 karena pandemi Covid-19).

Hal itu tidak lain karena Puskas Stadion menjadi salah satu venue penyelenggaraan Piala Eropa 2020. Sayangnya di pertandingan pertama melawan Portugal, Hungaria keok di kaki Portugal 0-3.

Baca Juga: Presiden Filipina Duterte Ancam Penolak Vaksinasi Dijebloskan ke Penjara

Namun harapan untuk maju ke babak penyisihan 16 besar kembali hidup, setelah Hungaria bermain imbang melawan raksasa Perancis 1-1.

Adalah Atilla, namun bukan dari Hun, melainkan Attila Fiola pemain bernomor punggung 5 yang menghidupkan asa itu dengan mencetak gol tunggal ke gawang Perancis.

Walau bermain seri, publik Hungaria berpesta seolah-olah mereka lah yang menang. Di stadion dan di jalan-jalan bergema seruan orang-orang menyebut “Puskas! Puskas!” bagai membaca mantra sakti.

Baca Juga: Sekda Lebak Budi Santoso Resmi Dilantik, Bupati Lebak: Tunaikan Tugas Sebaik-baiknya

24 Juni 2021 dini hari Waktu Indonesia Barat, Hungaria akan bertemu Jerman dalam pertandingan nostalgia Piala Dunia 1954. Dua pertandingan saat itu menjadi satu-satunya momen pertemuan keduanya di level turnamen. Lantas siapa yang akan menang kali ini?

Jerman tampak lebih meyakinkan dalam pertandingan sebelumnya ketika menaklukkan Portugal 4-2. Namun kalau mengikuti suara tokek, hasilnya bisa jadi beda.

Bunyi “tokek” pertama diibaratkan kemenangan Hungaria 8-3 di Piala Dunia 1954; “tokek” kedua diumpamakan kemenangan Jerman Barat 3-2 di final Piala Dunia 1954; “tokek” ketiga?? Silakan dijawab sendiri.

Baca Juga: Sekda Purwakarta Buka Kegiatan Pengobatan Jiwa dan Vaksinasi bagi ODGJ yang Bekerjasama dengan RSJMM di GOR Pu

Hasil Piala Eropa tentu tidak bergantung suara tokek. Yang jelas, setelah imbang dengan Perancis, Hungaria sedang semangat-semangatnya.

Jangankan menang, hasil seri saja sepertinya akan kembali mereka anggap kemenangan.

Yang jelas, Hungaria vs Jerman dini hari nanti melengkapi neraka Grup F, karena Portugal, Jerman, dan Hungaria masih berpeluang lolos ke babak 16 besar.***

Sumber, artikel ini telah tayang: " target="_blank" rel="noopener noreferrer">Analisa Euro 2020: Hongaria vs Jerman

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler