KNVB Akui Jadi Korban Serangan Siber Hingga Berikan Uang Tebusan, Ini Sejumlah Informasi yang Dicuri Hacker

- 13 September 2023, 18:09 WIB
Logo Federasi Sepak Bolak Belanda (KNVB)
Logo Federasi Sepak Bolak Belanda (KNVB) /KNVB Campus/

PORTAL LEBAK - Federasi Sepak Bola Belanda, atau disingkat KNVB, mengungkapkan bahwa mereka telah menjadi korban kejahatan siber oleh orang tak dikenal sekitar bulan April 2023.

"Pada bulan April 2023, diumumkan bahwa Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda (KNVB) telah terkena intrusi dunia maya," kata KNVB dikutip melalui laman resminya, 13 September 2023.

Peretas (hacker) yang membobol sistem informasi KNVB lalu mengancam federasi untuk memberikan uang tebusan atas sejumlah informasi dan data yang mereka curi.

Baca Juga: Jorge Martin Pecahkan Rekor Pole Position di Sirkuit Misano Dalam MotoGP San Marino

"Penjahat mengaku telah mengambil data dan akan mempublikasikannya, kecuali jika kami membayar uang tebusan," ungkap KNVB.

Akan tetapi pihak federasi merasa tidak tahu sama sekali data apa yang berhasil peretas itu curi. Itulah yang membuat penelusuran tim penyelidik berlarut hingga 4 bulan lebih mengungkap kasus peretasan pusat informasi mereka.

Itu juga yang menjadi alasan KNVB merasa dilema terhadap ancaman hacker tersebut, apakah pihaknya akan memberikan uang tebusan atau tidak.

Baca Juga: Pep Guardiola Dinobatkan Jadi Pelatih Terbaik Asosiasi Sepak Bola Eropa UEFA

"Penelitian para ahli tidak dapat menentukan data mana yang sebenarnya telah dicuri atau diakses. Hal ini menghadirkan dilema bagi kami tanpa adanya pilihan yang kami rasa nyaman," jelasnya.

Pengungkapan KNVB lebih lanjut mengatakan bahwa data yang berhasil dicuri hacker adalah terkait privasi yaitu data pribadi pegawainya. Pencurian data pribadi pegawai KNVB ini dibenarkan oleh Direktur KNVB, Marianne van Leeuwen.

"Kini jelas bahwa para penjahat dunia maya telah memperoleh data pribadi pegawai KNVB secara ilegal," kata Van Leeuwen.

Baca Juga: Micky van de Ven Resmi Berseragam Spurs Hingga 2029, Perkuat Lini Pertahanan Skuad Ange Postecoglou

Terkait data pribadi itu KNVB akhirnya memilih untuk membayarkan sejumlah uang tebusan yang tidak diungkap berapa nominalnya.

"Bagi KNVB, mencegah penyebaran seperti itu pada akhirnya lebih penting daripada prinsip tidak membiarkan diri kita diperas," ungkapnya.

Meski telah membayarkan uang tebusan atas ancaman publikasi data, pihak KNVB tidak begitu saja percaya 100 persen bahwa data privasi yang berhasil dicuri tidak akan dipublikasi.

Baca Juga: Finis Lima Besar di MotoGP Austria Membuat Alex Marquez Semakin Percaya Diri

Oleh karena itu, pihak KNVB meminta pegawainya untuk tetap ekstra waspada terhadap penyalahgunaan data pribadi pegawai di lingkungan KNVB Campus maupun orang-orang yang terkait secara langsung dengan KNVB.

"KNVB sangat menyesali kejadian ini dan meminta maaf kepada semua pihak yang terlibat atas ketidaknyamanan yang mungkin mereka alami sebagai dampaknya," ujarnya.

KNVB telah mendekati berbagai kelompok subjek data yang data pribadinya kemungkinan telah diambil atau diakses sebagai akibat dari serangan siber ini.

Baca Juga: Korea-Taiwan Tidak Ikuti Babak Penyisihan Olimpiade, Lawan Indonesia Jadi Berubah

Berikut ini sejumlah sumber informasi dan data pribadi yang kemungkinan telah dicuri hacker:

1. Orang tua/wali pemain di bawah umur yang ditransfer ke luar negeri pada periode 2014-2019.

2. Pemain yang ditransfer secara internasional pada periode 2015-2021.

3. Pemain yang bermain untuk organisasi sepak bola profesional pada periode 2016-2018.

4. Orang yang telah mengirimkan pertanyaan kepada KNVB berdasarkan hubungan dengan KNVB pada periode 2010-2022.

5. Orang yang pernah melakukan kontak dengan Pusat Medis Olahraga KNVB.

6. Orang yang pernah terlibat dalam masalah disipliner (sanksi) pada periode 1999-2020.

Baca Juga: Marko Simic dan Hansamu Yama Pulih Lebih Cepat, Dipastikan Masuk Daftar Persija Jakarta saat Hadapi Borneo FC

Dalam pengungkapan identitas pelaku dan perlindungan sistem informasi ke depannya, pihak federasi juga telah berkoordinasi dengan Otoritas Perlindungan Data Belanda dan membuat laporan kepolisian.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah