Ini Teknologi Baru Pengenalan Wajah, Meski Orang Tetap Mengenakan Masker

8 Januari 2021, 19:35 WIB
Ilustrasi pemindaian mata. /Foto: unsplash.com/ Amanda Dalbjörn/

PORTAL LEBAK - Sistem pengenalan wajah yang mengidentifikasi orang bahkan ketika mereka mengenakan masker, mulai diperkenalkan oleh perusahaan teknologi Jepang NEC Corp.

beradaptasi dengan keadaan normal baru di mana penutup wajah telah menjadi bentuk perlindungan utama terhadap penyebaran virus corona.

Seperti dikutip PortalLebak.com dari ANTARA, NEC telah mengerjakan sistem untuk memenuhi kebutuhan penderita alergi yang memakai masker (sudah umum di Jepang).

Baca Juga: Cek Kesiapan Vaksinasi, Erick Tohir Kunjungi Bio Farma

Baca Juga: Memulai Bekerja, Mensos Lepas 5 Eks Gepeng Jadi Karyawan

Ahli NEC mengklaim, sistem itu mengenali ketika seseorang memakai topeng dan mempertajam bagian yang tidak tertutup masker, seperti mata dan area sekitarnya, untuk memverifikasi identitas subjek.

Tapi sebelumnya, para pengguna harus mendaftarkan foto wajah mereka terlebih dahulu. Pihak NEC mengatakan verifikasi membutuhkan waktu kurang dari satu detik dan mengklaim tingkat akurasi lebih dari 99,9 persen.

 

Namun pandemi Covid-19 mendorong untuk mempercepat pengembangan sistem tersebut. "Kebutuhan semakin meningkat karena situasi virus corona, seiring dengan keadaan darurat (tahun lalu) berlanjut untuk waktu yang lama, jadi kami sekarang telah memperkenalkan teknologi ini ke pasar," ujar Asisten Manajer Divisi Platform Digital NEC, Shinya Takashima, Jumat, 08 Januari 2021.

 

Baca Juga: Palsukan Hasil Test Swab PCR, 3 Orang Ini Dibekuk Polisi

Baca Juga: Museum Multatuli di Lebak, Lambang Perjuangan dari Penindasan

Sistem ini dapat digunakan pada gerbang keamanan di gedung perkantoran dan fasilitas lainnya. NEC juga menguji coba teknologi pembayaran otomatis di toko swalayan tanpa awak di kantor pusatnya di Tokyo.

NEC menolak untuk mengungkapkan harga sistem tersebut. Perusahaan itu menargetkan penjualan 100 miliar yen atau sekitar Rp13,5 triliun pada tahun fiskal 2021 untuk bisnis analisis biometrik dan video, yang mencakup sistem teknologi wajah.

Menurut Takashima, sistem baru tersebut mulai dijual pada Oktober 2020 lalu, para pelanggannya termasuk Lufthansa dan Swiss International Airlines.

Baca Juga: Presiden Jokowi: MasyaAllah Masjid Istiqlal Indah dan Megah

Baca Juga: Elon Musk, Pemilik Tesla Menjadi Orang Terkaya Di Dunia! Ini Jumlah Kekayaannya

Dengan sistem pengenalan wajah ini, konsumen berarti tidak harus menunjukkan kartu keamanan, yang bisa hilang atau dicuri, dan juga membantu mencegah penyebaran kuman dari bersentuhan secara tidak langsung. "Verifikasi tanpa sentuhan menjadi sangat penting karena dampak virus corona," tutup Takashima.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler