Banyak Penasaran Tom Hanks Berbicara Bahasa Jepang, Ternyata Kecerdasan Buatan 'AI' yang Mengerjakannya

- 21 Mei 2021, 11:24 WIB
Aktor Kenamaan Hollywood Tom Hanks berfoto saat menerima penghargaan Cecil B. DeMille, di Beverly Hills, California, Amerika Serikat, (05/01/2020)
Aktor Kenamaan Hollywood Tom Hanks berfoto saat menerima penghargaan Cecil B. DeMille, di Beverly Hills, California, Amerika Serikat, (05/01/2020) /Foto: REUTERS/Mike Blake/

PORTAL LEBAK - Ribuan penggemar Tom Hanks dibuat penasaran, setelah dalam satu adegan film, aktor kawakan Hollywood itu fasih berbicara bahasa Jepang.

Seperti nyata, Tom Hanks sendiri yang berbicara dan bukan karena efek suluh suara, yang kadang tidak sinkron antara bibir dan kata yang terucap.

Tapi dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), Tom Hanks 99 persen, seolah fasih berbicara bahasa jepang.

Baca Juga: Terungkap Aliran Dana Jual Beli Jabatan Oleh Bupati Nganjuk Bukan Untuk Parpol

Seperti diketahui, sinkronisasi bibir yang buruk dalam sulih suara dan subtitle dapat menurunkan minat konsumen untuk menonton film, bahkan dapat merugikan pendapatan film di box office.

Start-up Flawless AI, yang didirikan oleh sutradara film Scott Mann, memiliki alat yang dikatakan dapat membuat ulang sinkronisasi bibir secara akurat dalam sulih suara, tanpa mengubah performa para aktor.

Alat tersebut mempelajari bagaimana aktor menggerakkan mulut mereka dan menukar gerakan keluar sesuai dengan kata-kata yang disulihsuarakan dalam berbagai bahasa.

Baca Juga: Film Harry Potter Berulang Tahun Ke 20, Ada Kuis Berhadiah Untuk Para Penggemar

Aplikasi ini membuatnya tampak seperti Tom Hanks yang dapat berbicara bahasa Jepang atau Jack Nicholson yang fasih berbahasa Prancis.

Mann terinspirasi membuat alat itu ketika dia melihat bagaimana sulih suara memengaruhi kohesi naratif dari filmnya tahun 2015 "Heist", yang dibintangi oleh Robert De Niro.

"Saya benci sulih suara dengan kualitas apa adanya," ujar Mann kepada Reuters, seperti dikutip PortalLebak.com, Juma 21 Mei 2021.

Baca Juga: 5 Begal Mobil di Cileles Dibekuk Reskrim Polres Lebak Dalam 1 x 24 Jam, Pelaku Tembak Korban Pakai Soft Gun!

"Anda harus mengubah begitu banyak hal untuk mencoba dan menangkap sinkronisasi. Anda mengubah kata-kata yang telah dipikirkan pembuat film dan artis dengan sangat dalam. Mereka dibuang untuk menemukan kata lain yang cocok, tetapi tidak pernah benar-benar berhasil," sesal Mann.

Selanjutnya dia memutuskan melakukan sesuatu tentang ketidakcocokan yang mencolok ini. Setelah melalui beberapa penelitian, Mann menemukan partnernya, yakni Christian Theobalt dari Institut Max Planck untuk Informatika.

Theobalt orang yang menyusun pendekatan baru, menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan efek visual manusia yang sungguh nyata.

Baca Juga: Hotline 110 Layanan Aduan Masyarakat Diluncurkan, Kapolri: Kedepan Diharapkan Pelayanan Semudah Memesan Pizza

Alat tersebut berfungsi untuk menerjemahkan adegan De Niro dalam "Heist".

"Ini pada dasarnya dapat mengambil suara 'ooh' dari De Niro 20 menit sebelumnya dan menempatkannya di momen yang berbeda dalam film," jelas Mann.

"Ini mengukur pada saat yang sama dan memadukannya sehingga kinerjanya sama tetapi ini adalah gerakan mulut yang berbeda," tambahnya.

Baca Juga: HUT Kodam III Siliwangi, Danrem 061 SK Santuni Yatim dan Disabilitas di Bogor

AI Flawless saat ini digunakan produsen dan studio film untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pascaproduksi.

Film pertama yang sepernuhnya menggunakan aplikasi ini akan beredar sekitar satu tahun lagi.

Mann yakin teknologi ini akan menjadi pengubah performa film, membantu memperbaiki kategori bahasa asing di acara penghargaan dan menciptakan industri film yang lebih inklusif, dengan panggung global yang nyata.

Baca Juga: 9 Admin Grup WA Provokasi Pemudik Motor Jebol Penyekatan Petugas Ditangkap Polda Banten

"Dari sudut pandang pembuatan film, Anda akan melihat munculnya bintang yang jauh lebih beragam," harap Mann.

Mungkin ada disonansi dan fokus pada teknologi AI di awal saat diperkenalkan, tetapi akhirnya Mann berharap penggunaannya akan mulus.

"Kalau sudah biasa, kami tidak akan memikirkannya lagi dan kami akan menikmati filmnya saja," pungkas Mann.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x