Temui Kecoa Cyborg Asal Jepang, Dia Bisa Mendeteksi Korban Terjebak di Daerah Bencana Gempa Bumi

- 22 September 2022, 15:00 WIB
Seekor kecoa Madagaskar, dipasang "ransel" elektronik dan sel surya yang memungkinkan kendali jarak jauh atas pergerakannya, berfoto dengan kecoak Madagaskar lainnya, di Thin-Film Device Laboratory dari lembaga penelitian Jepang Riken di di Wako , Prefektur Saitama, Jepang 16 September 2022.
Seekor kecoa Madagaskar, dipasang "ransel" elektronik dan sel surya yang memungkinkan kendali jarak jauh atas pergerakannya, berfoto dengan kecoak Madagaskar lainnya, di Thin-Film Device Laboratory dari lembaga penelitian Jepang Riken di di Wako , Prefektur Saitama, Jepang 16 September 2022. /Foto: REUTERS/KIM KYUNG-HOON/

PORTAL LEBAK - Jika gempa bumi terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama dan orang-orang yang selamat terjebak di bawah berton-ton puing, penanggap pertama yang menemukan para korban mungkin adalah kawanan kecoak cyborg.

Kecoak cyborng merupakan aplikasi potensial dari terobosan baru-baru ini, yang dicipatakan para peneliti Jepang.

Kecoa cyborg menunjukkan kemampuan memasang "ransel" sel surya dan elektronik pada serangga dan mengontrol gerakan mereka dengan remote control.

Baca Juga: Virtual Reality Melesat Dalam KPop, Saat Teknologi Metaverse Menembus Acara TV

Adalah seorang Kenjiro Fukuda dan timnya, di Thin-Film Device Laboratory, dari raksasa riset Jepang Riken.

Kenjiro Fukuda mengembangkan film sel surya fleksibel setebal 4 mikron, sekitar 1/25 lebar rambut manusia, dan bisa muat di perut serangga.

Film ini memungkinkan kecoa untuk bergerak bebas sementara sel surya menghasilkan daya yang cukup untuk memproses dan mengirim sinyal arah ke organ sensorik, di bagian belakang serangga.

Baca Juga: Menkominfo: Peretas Bjorka Hanya Punya Data Umum, Masyarakat Jangan Khawatir

Pekerjaan ini didasarkan pada eksperimen pengendalian serangga sebelumnya di Nanyang Technological University di Singapura.

Suatu hari nanti dapat menghasilkan serangga cyborg yang dapat memasuki area berbahaya jauh lebih efisien daripada robot.

“Baterai di dalam robot kecil cepat habis, sehingga waktu eksplorasi menjadi lebih singkat,” kata Fukuda.

Baca Juga: NASA Siap Luncurkan Roket Raksasa Artemis ke Bulan, Berikut Rinciannya

"Manfaat utama (serangga cyborg) adalah ketika serangga bergerak, sebabkan dirinya bergerak, jadi listrik yang dibutuhkan tidak terlalu banyak." tambahnya.

Fukuda dan timnya memilih kecoa mendesis Madagaskar untuk eksperimen karena mereka cukup besar untuk membawa peralatan dan tidak memiliki sayap yang menghalangi.

Bahkan ketika ransel dan film direkatkan ke punggungnya, serangga dapat melintasi rintangan kecil atau memperbaiki dirinya sendiri ketika terbalik, meski perjalanan penelitian masih panjang.

Baca Juga: Eksklusif: Arab Saudi Beli Sepasang Kursi Astronot di Kapsul Ruang Angkasa SpaceX Milik Elon Musk

Melalui demonstrasi baru-baru ini, peneliti Riken Yujiro Kakei menggunakan komputer khusus dan sinyal Bluetooth nirkabel.

Dia memberi tahu kecoa cyborg untuk berbelok ke kiri, menyebabkannya berebut ke arah umum itu. Tetapi ketika diberi sinyal "benar", serangga itu berputar-putar.

Tantangan berikutnya adalah mengecilkan komponen sehingga serangga dapat bergerak lebih mudah dan memungkinkan pemasangan sensor dan bahkan kamera.

Baca Juga: Warga Heboh Soal Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika Gugat Cerai Suami yang Mantan Bupati Purwakarta Juga

Kakei mengatakan dia membuat ransel cyborg dengan suku cadang senilai 5.000 yen ($35) yang dibeli di distrik elektronik Akihabara, yang terkenal di Tokyo.

Seperti dilansir PortalLebak.com dari Reuters, ransel dan film dapat dilepas, memungkinkan kecoak cyborg hidup kembali di terarium lab.

Untuk Serangga kecoak dewasa dalam empat bulan dan telah diketahui hidup hingga lima tahun di penangkaran.

Baca Juga: Muda Berkarya Festival Kembali Hadir di Lebak, Berikut Jadwal dan Artis Pengisi Acara

Selain bug penyelamat bencana, Fukuda melihat aplikasi luas untuk film sel surya, yang terdiri dari lapisan mikroskopis plastik, perak, dan emas.

Film ini dapat dimasukkan ke dalam pakaian atau tambalan kulit untuk digunakan dalam memantau tanda-tanda vital.

"Pada hari yang cerah, payung yang dilapisi bahan tersebut dapat menghasilkan listrik yang cukup untuk mengisi daya ponsel," katanya.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x