Harga Bitcoin Jatuh di Bawah $40.000, Setelah Kebijakan China Batasi Penggunaan Uang Crypto

- 19 Mei 2021, 18:25 WIB
Logo dari mata uang digital Bitcoin, terlihat di kota Marseille, Prancis (07/02/2021).
Logo dari mata uang digital Bitcoin, terlihat di kota Marseille, Prancis (07/02/2021). /Foto: REUTERS/Eric Gaillard/

PORTAL LEBAK - Harga Bitcoin jatuh di bawah angka $40.000 atau Rp576.444.000, pada hari Rabu 19 Mei 2021.

Ini merupakan level terendah dalam tiga bulan terakhir, Sehingga situasi harga bitcoin jatuh ini, menyeret turun harga koin digital lainnya.

Kondisi harga bitcoin jatuh setelah pemerintah China memberlakukan pembatasan baru pada transaksi yang melibatkan cryptocurrency.

Baca Juga: Peringati HUT ke-75 Kodam III Siliwangi, Ziarah dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan Cikutra Bandung

Bitcoin, merupakan cryptocurrency terbesar dan paling terkenal, telah mendapat tekanan dari serangkaian tweet yang diunggah oleh bos Tesla Elon Musk.

Namun kabar berita terbaru dari China menjadikan harga bitcoin jatuh di angka $38.514, dengan data penurunan 9 persen.

Meski selanjutnya pada 0855 GMT (waktu Greenwitch), harga bitcoin telah pulih ke angka $40.627, posisinya masih turun 5 persen pada sesi hari itu.

Baca Juga: Pemuda OKI Indonesia Kecam Tindakan Israel Terhadap Palestina, Berikut Isi Pesannya!

Harga Cryptocurrency telah jatuh hampir 40 persen dari rekor tertinggi $64.895 atau Rp935.208.334 yang dicapai pada 14 April 2021 lalu.

Angka tersebut juga menujukkan penurunan bulanan pertama, sejak November 2018. Penurunan Bitcoin menghantam aset kripto lainnya pada hari Rabu.

Aset kripto seperti Ether, koin yang terkait dengan jaringan blockchain ethereum, turun 12 persen menjadi $2.988, sementara dogecoin berbasis meme anjlok 18 persen, menurut pelacak pasar Coingecko.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Gelar Kegiatan Pariwisata di Daerah, Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Seperti PortalLebak.com kutip dari Reuters, Rabu 19 Mei 2021, saham di bursa kripto Coinbase merosot 4 persen dalam perdagangan pra-pasar.

Saham Coinbase telah kehilangan 45 persen nilainya dari angka tertinggi yang pernah dicapai pada hari pencatatan langsung mereka pada bulan April 2021, hingga penutupan hari Selasa awal pekan ini.

Penurunan Cryptocurrency minggu lalu dipicu oleh pencabutan kebijakan dari Elon Musk pada Tesla yang menerima bitcoin sebagai pembayaran.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Tol Pekanbaru-Bangkinang Bagian Trans-Sumatera yang Membentang Dari Aceh Hingga Lampung

Kicauan berikutnya menyebabkan kebingungan lebih lanjut, mengenai apakah pembuat mobil Tesla itu, telah melepaskan kepemilikan koin crypto nya.

Penjualan Bitcoin juga diperburuk oleh pengumuman China pada hari Selasa, 18 Mei 2021 yang melarang lembaga keuangan dan perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi cryptocurrency.

Itu juga memperingatkan investor terhadap perdagangan crypto yang dinilai sarat unsur spekulatif.

Baca Juga: Alur Cerita Sinetron Ikatan Cinta 19 Mei 2021, Andin Tak Tega Aldebaran Tidur di Lantai

"Pasar crypto saat ini memproses serangkaian berita yang memicu kasus bearish untuk perkembangan harga," kata Ulrik Lykke, direktur eksekutif di crypto hedge fund ARK36.

Berita seperti ini, menurut Lykke, dapat mendapatkan banyak daya tarik dan dengan mudah menggerakkan sentimen pasar tetapi seringkali terbukti tidak begitu penting dalam jangka panjang.

"Pasar crypto sangat didorong secara emosional dan partisipan mereka cenderung bereaksi berlebihan terhadap peristiwa yang mereka anggap negatif," tambah Lykke.

Baca Juga: Pasukan Setan Siap Berangkat ke Papua, Danrem 061 SK Beri Amanat dan Pesan Ini di Mayonif 315 Garuda!

Namun, beberapa cryptowatcher memperkirakan lebih banyak kerugian di masa depan, jika tetap bertahan di investasi uang cyropto.

Catatan penurunan harga bitcoin, dianalisa dapat mencapai di bawah $40.000. Kondisi ini dapat mewakili pelanggaran penghalang teknis utama, sehingga para investor, disaranakan agar dapat mengatur penjualan uang crypto, setidaknya dalam jangka pendek.

"Yang lebih penting lagi, investor disaranakan juga beralih dari bitcoin kembali ke emas," kata analis di JPMorgan.

Baca Juga: Sudah Dua Minggu Berselang, Israel dan Militan Palestina Belum Tunjukkan Tanda-Tanda Gencatan Senjata

Analisa bisnis ini, mengutip data pemosisian yang dikumpulkan berdasarkan minat terbuka dalam kontrak berjangka bitcoin CME.

Ini menunjukkan "likuidasi paling curam dan lebih berkelanjutan" di bitcoin berjangka sejak Oktober lalu, mereka mengatakan kepada klien, menambahkan: "gambaran aliran bitcoin terus memburuk dan mengarah pada pengurangan berkelanjutan oleh investor institusional."

Aksi jual dalam aset kripto pada saat ketakutan inflasi meningkat, melukai gagasan kelas aset yang bertindak sebagai lindung nilai inflasi.

Baca Juga: Operasi Ketupat Ditutup, 461 ribu Kendaraan Diputar Balik dan Travel Gelap Ditumpas

Sebaliknya, para pemegang uang dinilai lebih baik untuk melindung nilai yang lebih tradisional yang lebih menguntungkan, dengan menyimpan emas yang naik hampir 6 persen di bulan ini.

Aksi jual baru-baru ini dalam bitcoin dan mata uang digital lainnya telah membuat kapitalisasi pasar semua cryptocurrency kembali di bawah $ 2 triliun, turun dari rekor $ 2,5 triliun baru-baru ini.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x