Cathay Pacific Tetap Incar Keuntungan Dari Layanan Kargo untuk Perkecil Kerugian Tahunan

- 10 Maret 2022, 12:38 WIB
Pesawat kargo milik maskapai Cathay Pacific Group
Pesawat kargo milik maskapai Cathay Pacific Group /Reuters/

PORTAL LEBAK - Kebijakan karantina bagi para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) yang ditetapkan pemerintah Hong Kong (HK) telah memukul pelayanan maskapai Cathay Pacific Group.

Meski Cathay Pacific telah merombak strategi bisnis dengan memperbesar 79 persen kapasitas kargo dibanding penumpang, kerugian ternyata tetap dirasakan maskapai internasional tersebut.

Cathay Pacific melaporkan kerugian yang cukup besar pada laporan keuangan tahun 2021 yang diatribusikan sebesar 5,5 miliar dolar HK, atau mencapai lebih dari Rp10 triliun.

Baca Juga: Seleksi Calon Dewan Komisioner OJK Memasuki Tahap IV, Menkeu Laporkan Hasilnya ke Presiden Jokowi

Secara spesifik pendapatan kargo Cathay pada tahun 2021 adalah 2,3 miliar dolar HK (Rp59 triliun), angka ini meningkat 31,38 persen dibanding tahun sebelumnya.

Dilansir PortalLebak.com dari Air Cargo News, kapasitas kargo diukur dengan ketersediaan kargo ton kilometer (AFTK), turun 10,9 persen. Faktor beban meningkat sebesar 8,1 poin persentase menjadi 81,4 persen, penghasilan meningkat 33,1 persen menjadi 3,94 dolar HK.

"Menjelang akhir tahun 2021, kami mengoperasikan armada kargo kami pada kapasitas puncak, dan menambah kapasitas kargo dengan operasi penerbangan penumpang khusus kargo tambahan," kata Patrick Healy, direktur eksekutif Cathay Pacific, dikutip dari Air Cargo News.

Baca Juga: Calon BPA AJB Bumiputera 1912: Diharapkan Mementingkan Pemegang Polis, OJK Diminta Selektif

Untuk mengejar keuntungan tersebut Cathay bahkan harus memodifikasi interior enam pesawat penumpang berbadan lebar Boeing 777-300ER menjadi pesawat jenis kargo.

Halaman:

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Reuters Air Cargo News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x