Modifikasi lainnya yaitu membuat pintu baru yang lebar khas pesawat kargo pada umumnya juga fasilitas pendukung penanganan bongkar muat kargo.
"Apa yang benar-benar membuat pesawat kargo E-Jet menarik adalah kemampuannya untuk menawarkan konfigurasi pemuatan yang dioptimalkan," tulis Embraer dalam rilisnya.
Jangkauan dan daya muat pesawat E-195 yang dimodifikasi nantinya akan setara dengan B737-300 varian kargo, namun membakar lebih sedikit bahan bakar, lebih sedikit emisi, serta biaya perawatan dan operasional yang rendah.
Kapasitas muatan diperkirakan dapat mencapai 10.700 kilogram untuk E-190F dan 12.300 kg untuk daya muat seri E-195F. Keduanya mampu menempuh jarak lebih dari 2.500 Nm, atau lebih dari 4.630 kilometer.
"Oleh karena itu, operator kargo dapat memaksimalkan efisiensi dengan menyesuaikan kapasitas dengan permintaan dengan lebih baik," lanjutnya.
Baca Juga: Seleksi Calon Dewan Komisioner OJK Memasuki Tahap IV, Menkeu Laporkan Hasilnya ke Presiden Jokowi
Embraer seri E-190 dan E-195 merupakan tipe pesawat berbadan sempit dengan dua mesin pendorong buatan General Electric jenis CF34-10E.
Pada pembuatannya, Embraer E-190 dan E-195 bersaing dengan pesawat medium lainnya seperti seri terlaris Boeing 737-500, 737-600, Airbus A318, dan semua Bombardier seri C.
Dalam pembuatan awal, E-190 dan E-195 mengambil pasar operator penerbangan dengan penerbangan perintis. Oleh karena itu program kargo E-Jet dimanfaatkan Embraer mengambil celah antara pasar turboprop dan kargo berbadan sempit yang lebih ekonomis.