Jerman Kebut Pertahanan Udara dan Laut yang Kuat, Ini Kecanggihannya

1 Juni 2022, 11:13 WIB
Eurofighter Jerman mendarat di pangkalan udara Mihail Kogalniceanu dekat Laut Hitam, di Constanta, Rumania, 17 Februari 2022. /Foto: via REUTERS/INQUAM PHOTOS/

PORTAL LEBAK - Pemerintah Jerman akan menggunakan dana khusus 100 miliar euro yang disiapkan bagi militernya untuk peralatan pertahanan canggih.

Biaya tersebut untuk membeli radio terenkripsi, fregat dan korvet baru dan sistem pertahanan udara jarak pendek.

Hal ini menurut rancangan yang dilihat oleh Reuters dan dikutip PortalLebak.com berdasarkan keterangan dari sumber pertahanan Jerman.

Baca Juga: CEO Adidas Sebut Vietnam Pasar Penting Investor Jerman dan UE, PM Chinh Janji Beri Fasilitas Lebih Asalkan

Rancangan tersebut memberikan sketsa luas tentang bagaimana pemerintah Jerman bertujuan untuk membelanjakan dana yang diumumkan oleh Kanselir Olaf Scholz.

Pengumuman ini, beberapa hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, dalam apa yang disebutnya "Zeitenwende", atau titik balik.

Itu adalah perubahan kebijakan besar setelah beberapa dekade pengekangan militer Jerman terus dilakukan.

Baca Juga: Ski Lintas Negara: Jerman Jadi Juara Favorit dan Meraih Medali di Nomor Estafet di Olimpiade Musim Dingin

Pengekangan sebagian besar disebkan karena akar pada sejarah berdarah Jerman abad ke-20 dan menghasilkan pasifisme.

Beberapa jam setelah Moskow meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" pada 24 Februari 2022, panglima tentara Jerman mengatakan pasukannya sangat tidak siap untuk aksi militer.

Sang panglima tentara tersebut bahwa menyebutkan dirinya "muak" dengan pengabaian militer Jerman.

Baca Juga: Meski Pemprov DKI Jakarta Raih Predikat WTP Laporan Keuangan, BPK Berikan Catatan Serius Buat Anies Baswedan

Melalui dana 100 miliar euro, Scholz bertujuan untuk membawa senjata dan peralatan Bundeswehr kembali ke standarnya.

Kondisi ini setelah beberapa dekade atrisi setelah berakhirnya Perang Dingin.

Sekitar 20,7 miliar euro dari dana tersebut akan dialokasikan untuk memodernisasi sistem komando dan kontrol militer saja, kata dokumen itu.

Termasuk akuisisi radio terenkripsi, integrasi ke dalam kendaraan dan peluncuran sistem manajemen pertempuran.

Baca Juga: Polisi Lebak Sikat Pengedar Sabu, 91 Paket Narkoba Disita

Di masa lalu, pasukan Jerman telah meminjam radio terenkripsi dari pasukan yang bekerja sama dengan mereka di tempat-tempat seperti Mali, agar tidak membahayakan operasi gabungan.

Berlin juga akan membeli lima korvet lagi dari tipe K-130, menurut sumber pertahanan.

Kemungkinan untuk menggantikan batch kapal yang lebih tua, dan memicu opsi untuk membeli dua fregat F-126 lagi.

Baca Juga: Harta Tersembunyi Indra Kenz Dibongkar Polisi, Ternyata Masih Banyak

Galangan kapal Jerman Luerssen adalah kontraktor utama untuk batch korvet terbaru, sedangkan fregat diproduksi oleh galangan kapal Damen Belanda bekerja sama dengan Blohm + Voss.

Rancangan tersebut juga mencantumkan akuisisi sistem pertahanan udara, yang sumbernya ditentukan sebagai pertahanan udara jarak pendek dan menengah berbasis darat serta sistem perlindungan drone.

Jenis pertahanan udara ini, yang pasokannya sangat terbatas dengan militer Jerman, digunakan untuk melindungi pasukan saat mereka rentan dalam perjalanan ke dan selama penempatan di dekat garis depan.

Baca Juga: Densus 88 Selidiki Video Viral Konvoi Kampanye Khilafah

Militer juga akan mendapatkan lebih banyak pesawat patroli maritim Boeing P-8A, menurut sumber itu, dan lebih banyak lagi helikopter utilitas ringan bersenjata lengkap.

Bundeswehr menerbangkan helikopter H145M yang dibuat oleh Airbus, dan mempersenjatai model ini lebih banyak akan membawanya lebih dekat ke kemampuan helikopter serang.

Bagian terbesar dari dana khusus, dengan sekitar 40 miliar euro, akan dihabiskan untuk kemampuan udara, seperti yang dilaporkan Reuters pada bulan April.

Baca Juga: Konvoi Pemotor Khilafah Bikin Heboh, Ini Kesaksian Warga

Daftar tersebut juga mencakup proyek-proyek yang telah diumumkan, seperti rencana pembelian jet tempur F-35 Lockheed Martin.

Termasuk pengembangan kemampuan peperangan elektronik untuk Eurofighter Airbus, termasuk pembelian Eurofighter tambahan untuk peran ini.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler