Eropa Diperkirakan Krisis Energi pada Musim Dingin, Jerman Bersiap Masuk Tahap Dua Darurat Gas

25 Juni 2022, 21:33 WIB
Ilustrasi gas Rusia /gulehri.com

PORTAL LEBAK - Dampak perang Rusia dan Ukraina lagi-lagi mulai dirasakan oleh masyarakat global, khususnya di Jerman, yang mulai menghadapi resesi jika pasokan gas dari Rusia berhenti total.

Jerman akan memasuki tahap dua darurat gas, dari rencananya yaitu tiga tahap, namun sebuah klausul yang memungkinkan layanan kebutuhan penunjang menaikkan biaya energi belum akan diberlakukan.

Beberapa negara Eropa pun mengambil skenario lain dengan membatalkan sementara rencana penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara karena pasokan gas dari Rusia yang dikurangi.

Baca Juga: Sudah Tiga Bulan Krisis Ekonomi Landa Sri Lanka, KBRI di Kolombo Siap Bantu WNI Pulang ke Indonesia

Dilansir PortalLebak.com dari Reuters, Badan Regulasi listrik dan gas Jerman, Bundesnetzagentur, sudah menyiapkan sistem lelang baru yang akan dimulai dalam beberapa minggu mendatang demi mendorong produsen listrik mengonsumsi sedikit gas.

Asosiasi industri BDI Jerman telah memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 1,5 persen dari sebelumnya 3,5 persen sebelum perang meletus pada 24 Februari 2022.

Penghentian pengiriman gas dari Rusia akan membuat resesi ekonomi terbesar di Eropa tak terelakkan.

Baca Juga: Penemuan 'Monster Kosmik' Berukuran Lebih Besar dari Lubang Hitam Supermasif, Bisa Telan Tata Surya Sekaligus

Gas Rusia diketahui masih disalurkan melalui Ukraina tetapi dengan durasi yang telah dikurangi dari sebelumnya.

Pipa Nord Stream 1 di bawah laut Baltik, merupakan saluran pipa gas satu-satunya ke Jerman, bekerja dengan kapasitas 40 persen untuk saat ini.

Moskow beranggapan sanksi dari Barat lah yang menghambat pasokan. Namun Eropa mengatakan alasan tersebut adalah dalih untuk mengurangi suplai.

Baca Juga: Gempa 6,1 SR di Afghanistan Tewaskan Sedikitnya 1.000 Orang, Korban Diperkirakan Bisa Bertambah

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, pengurangan pasokan merupakan serangan ekonomi dan bagian dari rencana Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menimbulkan ketakutan.

"Ini adalah dimensi baru. Strategi ini tidak bisa dibiarkan berhasil," kata Robert Habeck.

Negara-negara Eropa sebelumnya telah menguraikan langkah-langkah untuk mengantisipasi krisis pasokan energi di negara-negara Barat saat musim dingin mendatang (menjelang akhir tahun) setelah invasi militer Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Peneliti Temukan Gletser Seukuran Inggris Mencair Lebih Cepat dalam 5.500 Tahun Terakhir

Harga gas menyentuh rekor tertinggi dan mendorong lonjakan inflasi dan menambah tantangan bagi pembuat kebijakan yang mencoba menarik Eropa ke jurang ekonomi.

Eropa mengandalkan pasokan gas dari Rusia sebanyak 40 persen sebelum perang, sedang kebutuhan gas naik menjadi 55 persen.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler