Rusia Peringatkan Barat Karena Ancam Pasukannya di Wilayah Moldova

25 Februari 2023, 08:00 WIB
Menteri Luar Negeri Moldova Nicu Popescu Gestures Saat berbicara selama konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov setelah pembicaraannya di Moskow, Rusia, 17 November 2021. /Foto: Alexander Zemlianichenko/Pool melalui Reuters/File Foto File/

"Kami memperingatkan Amerika Serikat, negara-negara anggota NATO dan bangsa Ukraina mereka agar tidak mengambil langkah sembrono lainnya,"

PORTAL LEBAK - Rusia menekankan para pemimpin negara Barat, bahwa mereka akan dinilai menyerang Moskow, jika mengancam pasukan penjaga perdamaian Rusia di wilayah Transdniestria yang memisahkan diri Moldova.

Peringatan Rusia dikeluarkan pada hari Jumat, 24 Februari 2023, satu hari setelah Moskow menuduh Ukraina merencanakan invasi ke Moldova.

Sementara itu di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskiy menolak pernyataan Rusia bahwa Kyiv ingin mengambil alih wilayah Moldova.

Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke Ukraina, Tunjukkan Tekad Jelang Peringatan Perang Versus Rusia

Peringatan Rusia mencuat di tengah meningkatnya kekhawatiran di Moldova, negara mantan Republik Soviet yang berbatasan dengan Ukraina, tentang kemungkinan ancaman Rusia.

Presiden pro-Eropa, Maia Sandu, dikutip PortalLebak.com dari Reuters, bulan ini menuduh Moskow merencanakan kudeta.

Pada hari Kamis, Rusia menuduh Kyiv berencana menyerang Transdniestria, yang berbatasan dengan Ukraina.

Baca Juga: Pasukan Ukraina di Garis Depan Bakhmut, Tuntut Senjata Lebih Banyak Saat Pertemuan Negara Adi Daya

Territory berbahasa Rusia sebagian besar pecah dari kontrol Moldova pada tahun 1990, setahun sebelum runtuhnya Uni Soviet.

"Kami memperingatkan Amerika Serikat, negara-negara anggota NATO dan bangsa Ukraina mereka agar tidak mengambil langkah sembrono lainnya," ucap kementerian luar negeri Rusia.

"Tindakan apa pun yang mengancam keamanan mereka akan dianggap di bawah hukum internasional sebagai serangan terhadap Federasi Rusia," ujarnya.

Baca Juga: Ini Penampakan Pasukan Ukraina yang Dihujani Rudal, Rusia Incar Kuasai Bakhmut pada April 2023

Seperti diketahui, ada sekitar 1.700 tentara Rusia di Transdniestria, yang memiliki populasi sekitar 440.000.

Presiden Ukraina Zelenskiy mengatakan pada konferensi pers bahwa Rusia terlibat dalam provokasi yang konstan.

"Mereka dengan jelas memahami bahwa kami menghormati integritas teritorial Moldova dan kami percaya wilayah Transdniestria adalah wilayah negara independen Moldova," katanya.

Baca Juga: Buntut Penganiayaan Oleh Anak Pejabat Ditjen Pajak, Menkeu Sri Mulyani Copot Jabatan Rafael Alun Trisambodo

Kementerian Pertahanan Moldova telah menolak klaim Rusia tentang penumpukan pasukan Ukraina.

"Kami mencatat bahwa saat ini tidak ada ancaman langsung terhadap keamanan militer negara bagian," ungkap pernyataan kementerian Moldova.

"Jika kemungkinan ancaman terhadap keamanan negara diidentifikasi, kementerian akan segera memberi tahu publik," tambahnya.

Baca Juga: Sembilan Warga Tewas Akibat Huru Hara Akibat Isu Penculikan Anak di Wamena Papua Pegunungan

"Informasi palsu yang disebarkan dimaksudkan untuk menyebabkan kepanikan dan kebingungan di antara populasi di kedua tepi sungai Dniester. Kami mendesak warga negara untuk tetap tenang," ujarnya.

Zelenskiy pekan lalu mengatakan "jelas" Ukraina bukan negara terakhir dalam pandangan Rusia dan bahwa Kremlin sedang memikirkan cara untuk "mencekik" Moldova.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler