Sementara itu, penelitian medis lainnya mengungkap perilaku virus corona varian Delta, yang patut masyarakat umum ketahui.
Dibandingkan dengan lonjakan protein pada versi virus corona sebelumnya, lonjakan varian Delta lebih mengkhawatirkan karena mampu menembus sel paru-paru dan menyebarkannya.
"Penyebaran melalui fusi sel ke sel memungkinkan virus menyebar lebih cepat pada orang yang terinfeksi dan sebagian bersembunyi dari sistem kekebalan tubuh," ungkap Markus Hoffman dari Georg-August-University Göttingen, di Jerman.
Baca Juga: Dinda Hauw Panik, Anaknya Arshaka Demam Tinggi Karena ASI Sedikit
Hasil laporan penelitian kedokteran ini, telah diposting pada Rabu 23 Juni 2021, di bioRxiv. yang merupakan jurnal tinjauan sejawat di bidang kesehatan.
"Misalnya, jika sel yang terinfeksi oleh varian Delta dipaksa (oleh protein yang melonjak) sehingga menyatu dengan sel di sebelahnya yang belum terinfeksi, ini memungkinkan virus untuk masuk ke sel baru lebih cepat," papar Hoffman.
"Varian ini lebih cepat menginveksi, daripada virus partikel pertama yang harus dilepaskan dari sel yang terinfeksi sebelumnya," jelasnya.
Hoffman menilai, dengan menyebar melalui fusi sel-ke-sel, virus mengurangi risiko menghadapi sel-sel sistem kekebalan yang mungkin menyerang dan menonaktifkannya.