Para propagandis pada 1950-an dan 1960-an biasa memajang potret Mao Zedong secara ekstensif di rapat umum.
Mereka juga merayakan untuk membangkitkan kultus kepribadian di sekelilingnya dan menumbuhkan kesetiaan bagi partai Komunias China.
Baca Juga: Banjir Besar di China Tengah 33 Tewas, Puluhan Ribu Warga Diungsikan Saat Badai Menyebar
Sebagian besar pemimpin setelah Mao melarang praktik tersebut, meskipun di bawah pemerintahan Xi.
Potret solonya serta foto bersamanya dan empat pemimpin sebelumnya, telah ditempatkan secara luas di Tibet.
Para pemimpin partai ateis Han, di Beijing juga telah melakukan upaya ekstra untuk menumbuhkan kesetiaan di antara orang Tibet.
Baca Juga: Kepala Desa Kebonagung Nekad Gelar Lomba 17-an, Polisi Tegas akan Proses Hukum
Karena banyak dari orang Tibet merupakan penganut Buddha yang taat dan secara tradisional memandang Dalai Lama, sebagai pemimpin spiritual mereka.
Beijing mencap Dalai Lama saat ini, yang diasingkan di negara tetangga India, sebagai separatis berbahaya.
Beijin sebaliknya mengakui Panchen Lama, yang ditempatkan oleh partai, saat ini, sebagai tokoh agama tertinggi di Tibet.