Pasca Kudeta Militer di Sudan Akses Internet Masih Terputus, Kapan Shutdown Berakhir?

- 1 November 2021, 13:22 WIB
Kepala angkatan bersenjata Sudan menyatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan oleh militer di negara tersebut untuk menghindari perang saudara
Kepala angkatan bersenjata Sudan menyatakan bahwa pengambilalihan kekuasaan oleh militer di negara tersebut untuk menghindari perang saudara /Tangkap layar @Reuters

PORTAL LEBAK - Sudan tengah mengalami krisis jaringan telekomunikasi dengan memutus koneksi internet secara nasional.

Diketahui Sudan sedang menghadapi gejolak politik dengan dimulai kudeta sejak 25 Oktober 2021 oleh militer Sudan.

Pemutusan jaringan internet (shutdown) di Sudan dilakukan setelah diumumkannya keadaan darurat nasional, membubarkan kabinet pemerintahan, dan menangkap Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Baca Juga: Tesla Jadi Perusahaan Tercepat Kedua Dalam Sejarah yang Berhasil Capai Valuasi Triliunan Dolar

Organisasi masyarakat mengatakan penutupan akses internet adalah pelanggaran kebebasan berekspresi dan akses ke hak informasi.

Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengutuk aksi kudeta militer di Sudan dan menuntut agar fasilitas publik, termasuk layanan internet dan penerbangan internasional segera dipulihkan.

Dengan diputusnya akses masyarakat ke internet menyebabkan gangguan transfer informasi khususnya laporan berita terbaru kondisi di Sudan pasca kudeta militer.

Baca Juga: Land Rover Siapkan 5 Unit Range Rover SV Golden Edition Varian Long Wheelbase, Berapa Harganya?

Dilansir PortalLebak.com dari Technext, pembatasan akses internet di Sudan terbilang sangat sering terjadi setiap kondisi stabilitas negara tersebut tidak stabil.

Pada tahun 2018 pernah memutus akses internet selama 68 hari, yang dimulai pada 21 Desember 2018 sampai 26 Februari 2019, untuk meredam protes masyarakat.

Shutdown internet kembali terjadi pada awal Juni 2019 selama 36 hari, yang dimulai sejak 3 Juni - 9 Juli 2019. Dan merugikan negara tersebut hingga 2 miliar Dolar AS.

Kudeta yang terjadi di Sudan sejauh ini telah merenggut nyawa 11 orang, 140 orang terluka, dalam protes yang digencarkan masyarakat kepada militer Sudan.

Baca Juga: Amnesty Interasional: 'AS/Inggris Lepaskan dakwaan, hentikan ekstradisi dan bebaskan Julian Assange'

Bahkan Bank Dunia telah resmi mengumumkan penghentian bantuan dana senilai 700 juta Dolar AS ke negara Sudan akibat pelanggaran HAM yang sedang berlangsung, termasuk pemutusan akses internet.

Padahal bantuan yang mulai diberikan pada Maret 2021 adalah bantuan pertama yang diberikan Bank Dunia sejak 30 tahun ditangguhkan.

"Saya sangat prihatin dengan kejadian baru-baru ini di Sudan, dan saya khawatir akan dampak dramatisnya terhadap pemulihan dan pembangunan sosial dan ekonomi negara itu," kata Presiden Bank Dunia, David Malpass dalam pernyataan resminya.

Baca Juga: Konferensi Kreatif Tahunan Adobe Max 2021 Umumkan Berbagai Pembaruan Pada 5 Software Adobe

Belum diketahui sampai kapan pemutusan akses internet berakhir. Namun dalam sejarah, militer Sudan mampu menutup akses internet hingga lebih dari 1 bulan, meskipun menyebabkan negara tersebut merugi.***

Editor: Jefry Agustinus Alexander B


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah