Terlepas dari penolakan kabinet, RUU Kesetaraan Perkawinan seharusnya dibahas minggu lalu namun ditunda hingga kemarin. Hal ini memicu anggapan bahwa sebenarnya RUU ini tidak akan disahkan, apalagi telah terangkum dalam RUU Kemitraan Sipil yang dirancang pemerintah Thailand.
Partai Move Forward mengusulkan agar istilah yang digunakan dalam RUU Kesetaraan Perkawinan agar diubah, dari kata 'suami dan istri' menjadi 'pasangan', serta kata pria atau wanita diganti dengan frasa 'orang'.
Sekelompok orang dan aktivis LGBTQ+ yang berkumpul di luar gedung parlemen Thailand hari ini bersorak setelah hasil pemungutan suara diumumkan
Hasil voting terhadap RUU tersebut akhirnya direspon masyarakat dengan tanda pagar #MarriageEquality yang bergema di media sosial Twitter.
Tunyawaj Kamolwongwat, seorang anggota parlemen yang merancang RUU Kesetaraan Perkawinan, menyebut langkah itu adalah kemenangan rakyat, bukan partai politik mana pun.***