"Ketika konflik Ukraina terus berkecamuk, kami sering ditanya di pihak siapa kami berada. Dan jawaban kami, setiap kali, lurus dan jujur. India berada di pihak perdamaian dan akan tetap teguh di sana," jelas Jaishankar.
Dia menyerukan agar menerapkan dialog konstruktif, diplomasi, dan tindakan untuk menyelesaikan konflik demi semua pihak, termasuk negara-negara yang terdampak krisis perang Rusia-Ukraina.
"Kami berada di pihak mereka yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan bahkan ketika mereka menatap meningkatnya biaya makanan, bahan bakar dan pupuk," serunya.
India merupakan satu-satunya negara dari Asia Selatan yang ikut mencetuskan Gerakan Non-Blok saat KTT Asia-Afrika di Bandung tahun 1955, bersama dengan Indonesia, Yugoslavia, Mesir, dan Ghana, dengan maksud tidak mau terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat dan Timur.
Prinsip tidak memihak tersebut yang sepertinya mendasari sikap India dalam krisis perang Rusia-Ukraina saat ini.
Sikap netral telah dipilih India sejak Resolusi Majelis Umum PBB terhadap invasi Rusia ke Ukraina pertama kali digelar pada Maret 2022 di markas PBB di New York, Amerika Serikat.
Kala itu, India termasuk satu dari 35 negara yang memilih abstain terhadap Resolusi Majelis Umum PBB yang berlangsung selama dua hari itu.***