"Kami tidak memberikan tanggapan resmi tetapi memberikan jawaban atas proposal dengan ... komentar yang kami miliki," kata Elias Bou Saab, dikutip PortalLebak.com dari Jordan Times, 5 Oktober 2022.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, juga berbicara usai pertemuan dengan Dubes AS. Meski isi proposal tidak diumumkan, dia mengomentari isi proposal yang menurutnya menguntungkan Lebanon.
Baca Juga: Kemenhan Brasil Kerahkan 34.000 Tentara Bersenjata Lengkap Amankan Pemilu 2022
"Segalanya berada di jalur yang benar," ucap Najib Mikati.
Dari pernyataan PM Mikati itu besar dugaan jika kesepakatan yang diajukan AS dapat membantu Lebanon mengeksplorasi potensi kekayaan gas yang menguntungkan
Konflik Israel dan Lebanon telah berlangsung sejak tahun 2006. Seperti halnya Indonesia, AS pun turut campur menjaga perdamaian di sana di bawah naungan Pasukan Perdamaian PBB (UNIFIL).
Namun AS paling berperan besar dalam merealisasikan perdamaian kedua negara dengan cara memediasi kedua pihak yang berkonflik.
Di tengah krisis ekonomi terburuknya dan nyaris bangkrut, Lebanon sejak 2020 telah membuka potensi damai melalui jalur negosiasi, tetapi prosesnya terhenti oleh permintaan Lebanon sendiri.
Lebanon yang didukung oleh kelompok Hizbullah minta agar PBB mengubah peta yang diusulkannya, menggesernya lebih luas ke selatan hingga mencaplok blok Qana dan blok Karish.***