Kumpulan Puisi Ramadhan ala Penyair Taufiq Ismail

21 April 2021, 12:48 WIB
Ilustrasi Ramadhan 1442 H/ 2021 masehi..* /Foto: Portal Lebak/Topan Aribowo Soesanto/

PORTAL LEBAK - Taufiq Ismail, penyair yang dikenal luas sebagai tokoh sastrawan Angkatan '66 ini lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935 dan dibesarkan di Pekalongan.

Taufiq adalah anak sulung dari tiga bersaudara, adiknya bernama Ida Ismail dan Rahmat Ismail. Dari perkawinannya dengan Esiyati Yatim, Taufiq dikarunia putra tunggal Bram Ismail.

Seperti PortalLebak.com kutip dari kemdikbud.go.id, Kamis 21 April 2021, Karier Taufiq Ismail sebagai penyair berawal ketika ia menulis puisi-puisi demonstrasi yang terkumpul dalam Tirani dan Benteng tahun 1966.

Baca Juga: Hari Kartini 2021, Menkeu Sri Mulyani Ungkapkan Perasaannya

Selanjutnya, kiprah Taufiq Ismail dalam dunia sastra telah menjadikannya penerima berbagai penghargaan, baik dari luar maupun dari dalam negeri. Taufik juga kerap merefleksikan dirinya, saat bulan suci Ramadhan tiba dengan mengungkap rasa sastra, menjadi syair-syair puisi di bulan Ramadhan.

Berikut puisi yang dicipkatakan Taufiq Ismail, menyambut bulan suci Ramadhan.

1. Puisi Islami Ramadhan
Oleh: Taufiq Ismail

Disini, terlalu mendongak berharap terwujud berbuka berjama’ah,
dimana ada kesempatan melakukan pun bagaikan mendapat durian jatuh.

Baca Juga: Penyelidikan Kasus Pengeroyokan Brimob Hingga Tewas, Diambil Alih Polda Metro Jaya

Seperti punguk merindukan bulan,
tatkala mendamba menaikkan kualitas hubungan dengan Yang Diatas,
manis lantunan pujian menyebut nama Mu,
kenyataan dengan sesama seperti mencari jarum dalam tumpukkan jerami.

Target tilawah penuh, jauh…
Kilat menyambar di tengah terik matahari untuk menuju khatam,
per ayat saja laksana kucing mengincar tikus.

Itikaf setali tiga uang, kembaran angan-angan
dalam detik melahirkan menit yang tumbuh menjadi waktu
diri masih berpeluh dengan najis dan laknat.

Baca Juga: Rayakan Hari Kartini 2021, Akan Digelar Festival Perempuan Berkebaya

Ramadhan datang dan kembali
wanginya hanya mampir di hidung, gempitanya hanya singgah di telinga, tapi
tidak terbukti dalam sikap.

Diri tidak sempurna mencair, meleleh pun bagaikan bunga tidak berputik.
Terpaku dalam kubangan dosa dan salah
jerit jiwa raga sebatas memberontak.

Bangsa, penguasa, atau isi jiwa yang salah?
Tersebut panggung yang aku alami bersama ribuan hati dan jiwa yang serupa
beruntung penduduk bumi khatulistiwa, tinggal niat dan pelaksanaan.

Baca Juga: Pos Komando THR, Ini Cara Adukan Pelanggaran Pemberian THR Keagamaan 2021

Lapangkan jalan, luaskan kesempatan
disini ribuan hati dan jiwa yang serupa terpenjara pagar tetangga.

Ya Allah!
Aku di antaranya …
Rindu Rasul.

Rindu Kami Padamu Ya Rasul
Rindu Tiada Terperi
Berabad Jarak Darimu Ya Rasul
Serasa Dikau Di Sini

Cinta Ikhlasmu Pada Manusia
Bagai Cahaya Surga
Dapatkah Kami Membalas Cintamu
Secara Bersahaja
Puisi Ramadhan Tentang Rasulullah

Baca Juga: Penerbangan Bersejarah Berhasil Dilakukan Ingenuity, Lokasi Lepas Landas Diberi Nama Bandara Wright Brothers

2. RASULULLAH MENYURUH KITA
Oleh: Taufik Ismail (1990)

Rasul menyuruh kita mencintai yatim piatu
Rasul sendiri waktu kecil tanpa ayah, tiada ibunda
Mencintai anak yatim piatu adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang miskin
Rasul sendiri tanpa harta, dia lelaki yang sungguh miskin
Mencintai orang miskin adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai orang lapar
Rasul sendiri ketat ikat pinggangnya, tak pernah longgar
Mencintai orang lapar adalah mencintai Rasul kita

Baca Juga: Kemendikbud Jawab Kontroversi 'Pendiri NU Dihilangkan dari Buku Kamus Sejarah'

Rasul menyuruh kita mencintai orang-orang tergilas
Rasul sendiri teladan ketegaran ketika ditindas
Mencintai orang tertindas adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita mencintai hewan, pohon dan lingkungan
Rasul sendiri lemah lembut pada kucing kesayangan
Mencintai satwa dan alam lingkungan adalah mencintai Rasul kita

Rasul menyuruh kita santun dalam beda pendapat
Rasul sendiri tidak marah bila beliau didebat
Santun dalam beda pendapat adalah mencintai Rasul kita

Baca Juga: Pemerintah Perpanjang dan Perluas Pemberlakuan PPKM Mikro Hingga 3 Mei 2021

Kita cintai orang-orang lapar dan berkekurangan
Kita cintai orang-orang tertindas, dimanapun mereka
Kita cintai anak yatim dan piatu

Pada Rasulullah kita bersangatan cinta
Gemetar kami dalam zikir
Gagap kami menyanyikan shalawat

Tiada cukup butir tasbih
Tiada memada kosa kata
Dalam membalas cintanya
Secara sederhana

Baca Juga: Pasca Siklon Tropis Seroja, Tim Gabungan Penanganan Bencana Bangun 6 Jembatan Sementara di NTB dan NTT

2). Nabi Muhammad Saw

Oleh: Taufiq Ismail

Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Cahaya hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri.

Engkaulah surya yang menyinari kelamnya hati manusia
Engkaulah purnama penerang gelapnya jiwa manusia
Engkaulah cahaya di atas cahaya.

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa mulia akhlaqmu
Bagai cahaya kemuliaan al-Quran
Besarnya perjuanganmu menegakkan agama.

Baca Juga: Netizen Salah Fokus: Tim Pemadam Kebakaran Selamatkan Kucing, Ternyata Pemiliknya Cantik

Agungnya cintamu menyayangi sesama
Harum senyummu pada wajah dunia
Betapa ramah sikapmu tertanam dalam jiwa.

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa indah akhlaqmu
Bagai cahaya keindahan al-Quran
Rindu kami padamu sepanjang waktu
Engkaulah cermin bagi hidup kami
Engkaulah petunjuk perjalanan kami
Engkaulah mata air hati dan pikiran kami
Wahai teladan yang tak pernah padam

Yaa Nabiyallah, Yaa Habiballah
Betapa suci akhlaqmu
Bagai cahaya kesucian al-Quran
Hadirkanlah cintamu dalam ibadah kami.

Baca Juga: Apple akan menghadirkan Aplikasi Parler kembali ke App Store-nya

Ajarkanlah ketabahanmu dalam doa kami
Mengalirlah jihadmu dalam hati kami
Tumbuhkanlah akhlaqmu dalam hidup kami

Yaa Nabi Yaa Rasulullah
Pujaan hati kami, kekasih Allah
Anta syamsun anta badrun
Anta nurun fawqa nuri.

Engkaulah surya, engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler