Rasiani Amelia: Triangulasi Antara Agama, Perempuan, dan Tubuh

- 9 Maret 2024, 11:00 WIB
Rasiani Amelia, aktivis perempuan dan founder Narasikita.
Rasiani Amelia, aktivis perempuan dan founder Narasikita. /Foto: Instagram/@rasiamelllll/

"Namun jika hal tersebut (jilbab-Red) dirancang untuk dijadikan sebagai pelindung, agar perempuan terlindungi dari pelecehan. Hak keamanan yang seharusnya didapatkan tanpa syarat itu, dijadikan bisnis para kapitalis agar "PUAN" tetap tunduk pada TUAN," papar Amel.

Baca Juga: Yayasan Pasti Bisa 'Merawat Indonesia': Kami Bantu Anak Kurang Mampu dan Yatim Piatu Berbakat, Ini Caranya

Nasib Perempuan Kian Miris di Dunia Maya

"Dan pada kenyataannya, mereka diam terkatup terhadap kasus pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan-perempuan berpakaian tertutup," pungkasnya.

Sebagian pemuka agama di sosial media yang tidak terhitung jumlahnya, Amel menyatakan, mereka selalu mengibaratkan perempuan seperti permen. Permen yang tidak terbungkus tidak akan ada yang mau memungutnya, sedangkan permen yang terbungkus dengan kemasan yang cantik akan menjadi rebutan dijual dengan harga yang mahal.

"Apakah perempuan itu permen? Bagaimana perempuan bisa disimbolkan dengan permen? Sebuah pengibaratan yang sangat murahan untuk sekelas makhluk yang Tuhan muliakan," tegasnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Ganjar Pranowo Kirim Pesan Soal Promosi Bintang 4 Prabowo Subianto?

"Dari awal narasi itu ada sudah menunjukkan bahwa perempuan dianggap makhluk sasaran dan objek seksual, nilainya disetarakan dengan permen," imbuhnya.

Hadis misoginis, menurut Rasiani Amelia, menjadi senjata anarkis untuk menghipnotis dalam dakwah yang tidak rasionalis dan terkesan patriarkis telah banyak ditelan manis-manis.

Peran perempuan dianggap sebagai komplementer. Sebutan "ustadz YouTube" yang terlalu banyak jumlahnya, sama sekali tidak satu pun dari mereka yang menyajikan dalil ramah perempuan.

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah