Naik Commuter Line, Tahan Diri Tidak Bicara Selama Perjalanan

18 Juni 2020, 08:48 WIB
Ilustrasi transportasi umum, kereta. /Antara/- Foto: Antara

PORTALLEBAK.COM - Dua kasus terbaru positif corona (Covid-19) adalah pengguna kereta api Commuter Line.

"Tambahan 2 kasus positif itu terdapat di Kecamatan Maja. Keduanya adalah pengguna kereta api Commuter Line," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Triatno Supiyono, Selasa 16 Juni 2020.

Commuter Line dan moda transportasi publik lainnya memang menjadi lokasi rawan penyebaran virus corona penyebab Covid-19.

Baca Juga: Corona Sudah di Dalam, Pos Pemeriksaan di Perbatasan Lebak Dibubarkan

Meski pengelola moda transportasi itu menerapkan protokol kesehatan yang ketat, tetap saja ada peluang untuk penularan terjadi.

Terlebih, jika ada pengguna yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan. 

Salah satunya, ketidakdisiplinan untuk menahan diri tidak ngobrol selama di Commuter Line.

Baca Juga: Tambah 2 Kasus Positif Covid-19 Kabupaten Lebak, Kadinkes: Keduanya Pengguna Kereta Commuter Line

Dokter spesialis penyakit dalam pada Junior Doctor Network dr Edward Faisal menjelaskan, tetesan atau droplet kecil yang keluar dari mulut seseorang dapat bertahan 15 menit sebelum jatuh.

Karena itu, penumpang di Commuter Line dan transportasi umum penumpang diminta tidak berbicara.

"Untuk penumpang yang mengobrol, sebenarnya secara penelitian, dia akan mengeluarkan droplet kecil selama 15 menit. Ini menurut CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang di Amerika,," kata Edward dalam sesi talkshow Rombongan Pengguna Kereta (Roker) Mantul yang Santuy Antre dan Anti Kuman di BNPB, Jakarta, Rabu 17 Juni 2020.

Baca Juga: BNPB Kabupaten Lebak Putar Balik Kendaraan dari Zona Merah Covid-19

Karena itu, lanjutnya, disarankan pakai masker untuk menahan laju droplet. Dan lebih baik, berhenti bicara.

"Jadi tidak boleh ngobrol dulu memang," tandasnya.

Bagi masyarakat yang kebetulan menaiki transportasi publik bersama-sama, dengan teman ataupun keluarga, ia menyarankan untuk tetap menjaga jarak di dalam transportasi publik.

"Pakai kode mata saja yang sedang pacaran. Nanti janjiannya di luar MRT atau commuter line," ujar dia.

Baca Juga: Aleg DPRD Kabupaten Lebak Apresiasi Pengembangan Durian Sistem Top Working Petani di Leuwidamar

Edward juga mengatakan, berdasarkan penelitan, diketahui jarak aman agar tidak terpapar virus corona minimal satu meter.

Droplet dari seseorang yang batuk, baru jatuh setelah mencapai jarak minimal satu meter.

Jadi kalau ada yang masih "bermesraan" di dalam transportasi publik sebaiknya dihindari karena menjadi contoh pelaksanan protokol kesehatan yang tidak baik.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak berdesakan saat hendak masuk ke stasiun, di peron dan di dalam kereta.

Baca Juga: Hari Ini Tambah 1.017, Nyaris Tembus 40.000 Kasus Positif Covid-19 Indonesia

Tidak perlu pula menyelak penumpang lainnya karena bisa saja berisiko jika ternyata mereka orang tanpa gejala (OTG).

"Tapi saya ingatkan jangan melakukan stigma ke setiap orang ya," ujar Edward sambil mengingatkan lebih baik menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.

Salah seorang pengguna kereta Rachma Rini mengatakan, rata-rata penumpang di dalam kereta memegang telepon genggam, karena mereka biasanya nonton, baca Alquran, atau main game.

Baca Juga: Jumlah Positif Corona di Lebak Melesat Jadi 17 Orang, 1 Meninggal

"Tapi kalau bercakap-cakap atau menerima telepon itu itu sudah jarang," katanya.

Ia pun mengaku jika ada yang menelepon saat masih di dalam kereta biasanya tidak akan diterima untuk menghindari berbicara dan mengeluarkan droplet kecil tadi.

Meski demikian dirinya mengakui masih sulit untuk tidak mengeluarkan telepon genggam di dalam kereta.***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler