Perdarahan wanita usai hubungan intim dengan sumai, tanda tersering kanker leher rahim atau serviks

19 November 2023, 06:10 WIB
Ilustrasi kanker serviks (ANTARA/freepik.com) /


PORTAL LEBAK - Perdarahan usai wanita melakukan hubungan intim dengan suaminya menjadi gejala pertama dan tersering kanker leher rahim atau serviks.

Hal ini diungkap oleh pakar obstetri dan ginekologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr dr Hariyono Winarto, SpOG(K).

"Kalau sudah mulai berdarah pada umumnya sudah menjadi kanker," tutur dia dalam webinar yang digelar RSCM, Jumat.

Baca Juga: Penerimaan diri adalah langkah awal dalam proses pemulihan psikologis penderita kanker

Hariyono menjelaskan human papillomavirus (HPV) yang menyebabkan kanker leher rahim menginfeksi wilayah serviks, menyebabkan sel-sel berubah sifat menjadi lebih agresif dibandingkan sel normal.

Sel-sel agresif ini tumbuh begitu cepat sehingga membentuk massa atau massa yang mudah berdarah.

Oleh karena itu, pendarahan pada wanita setelah berhubungan seks dianggap sebagai gejala paling khas dari kanker serviks.

Baca Juga: Film Kedua Kim Woo-bin Pasca Divonis Kanker Nasofaring Berjudul 'Black Knight' Streaming Mulai 12 Mei

“Oleh karena itu, sebaiknya sebelum terjadi pendarahan, semua wanita harus ke puskesmas untuk diperiksa, baik dengan tes IVA atau tes HPV untuk mengetahui apakah sudah mulai terjadi infeksi HPV,” jelasnya.

Selain itu, keputihan yang berbau tidak sedap juga bisa menjadi gejala kanker serviks.

“Yang paling khas adalah pendarahan setelah berhubungan seks, selain itu keputihan juga berbau tidak sedap. Kita harus waspada meskipun keadaannya tidak pasti. Kadang hanya keputihan saja, tapi kalau diperiksa bisa juga karena infeksi,” paparnya.

Baca Juga: Pergelaran Wastra Banten Bangga Buatan Indonesia, Ini Kata Pj Gubernur Banten Al Muktabar

Hariyono juga mengatakan bahwa leher rahim merupakan salah satu tempat di tubuh yang mengalami pergantian sel sehingga rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus seperti HPV.

Selanjutnya, Bicara soal penularan, HPV kerap ditularkan melalui hubungan seksual.
Hariyono kemudian mengingatkan, orang yang sering bergonta-ganti pasangan lebih rentan tertular infeksi HPV.

“Jika virus ini menyerang wanita, seperti virus lainnya seperti influenza, virus tersebut belum tentu menunjukkan gejala.

Baca Juga: Whoosh Antar Ratusan Ribu Orang dalam Waktu Kurang dari Dua Bulan, KCIC Sebut Budaya Masyarakat Telah Berubah

Namun jika daya tahan tubuh kurang baik, maka (virus penarikan) dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan pada leher rahim,” jelasnya.

Jangka waktu antara infeksi dan kanker sangat bervariasi.Beberapa publikasi menyebutkan 3 hingga 20 tahun, 3 hingga 15 tahun, dan 5 hingga 15 tahun tergantung pada kondisi wanita yang terinfeksi HPV.

Orang yang daya tahan tubuhnya lemah akan berkembang menjadi kanker serviks.
kanker lebih cepat.

Baca Juga: JKT48 Bikin Seru Shopee 12.12 Birthday Sale, Perayaan 8 Tahun Ciptakan Inovasi dan Dampak Positif

Kemudian, jika dicurigai adanya keganasan serviks, dokter mungkin meminta wanita tersebut melakukan biopsi untuk memastikan apakah ada kanker.

"Biasanya untuk memastikannya pemeriksaan dalam harus dilihat dari leher rahimnya, setelah pemeriksaan akan berbeda, bila masih ragu bisa diberikan cairan atau dokter juga bisa menyarankan kuretase karena misalnya ada dikhawatirkan lesinya tersembunyi di bagian dalam leher rahim,” jelas Hariyono.***

Editor: Dwi Christianto

Tags

Terkini

Terpopuler