Anggota DPR menilai program Pemberian Makanan Tambahan atau PMT Ibu Hamil Pada 2019-2022 Terburuk

- 28 Januari 2023, 10:16 WIB
Irma Suryani Chaniago, Anggota Komisi IX DPR.
Irma Suryani Chaniago, Anggota Komisi IX DPR. /YouTube/TVP/Tangkapan layar/

Bahkan memiliki rasa yang tidak enak dan kualitas yang kurang baik. Program pangan merupakan program yang tidak efektif karena akan memakan biaya lebih tinggi dan belum tentu berdampak pada seluruh wilayah di Indonesia.

Yang ingin meningkatkan program PMT sebaiknya menurut Irma, daripada menggunakan telur ayam yang cepat busuk dan sulit diedarkan, lebih baik menggunakan bahan dasar seperti susu dan ikan tenggiri yang kualitas dan umur simpannya terjamin.

Baca Juga: Puan: DPR mengutamakan kualitas dalam pengambilan keputusan, termasuk pembahasan UU PPRT

"Apakah ini untuk menurunkan stunting atau untuk mengejar uang itu? Saya bertanya siapa di depan yang berani bertanggung jawab, telur tidak pecah? Perusahaan?" tanya politisi Partai NasDem ini.

"Ganti biskuit itu dengan Susu, (dengan) ikan makarel, tanpa telur. Kasih protein hewani, terkait telur, perusahaan multinasional akan mengontrol pasokan ke daerah, pemerintah daerah melakukan hal yang sama. Dari mana hambatan ini seharusnya berasal?" tanya anggota DPRD Sumsel, Dapil II.

Irma Suryani Chaniago berharap Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu Hamil dibuat secara efektif, demi menurunkan angka stunting di tanah air.

Baca Juga: Nathan Ake Buat Manchester City Bekuk Arsenal 1-0 di Laga Piala FA

Sementara program PMT Pangan Lokal adalah program baru Kementerian Kesehatan yang saat ini diujicobakan di 16 kabupaten prioritas.

PMT Pangan Lokal ini merupakan pengganti dari program PMT Biskuit dengan konsep menyediakan makanan yang unik dan lengkap untuk ibu hamil dan bayi, berasal dari pangan atau makanan yang tersedia secara lokal.***

Halaman:

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x