Danlanal Banten Cegah Stunting Dengan Membangun Ketahanan Pangan Terpadu di Lahan Kecil

- 7 Juli 2023, 07:22 WIB
Danlanal Banten  Kolonel Marinir Dedi Komarudin, mejelaskan pentingnya lahan kecil untuk ketahanan pangan guna cegah stunting, dalam pertemuan Mupen Jawara dan KIE-KB dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023.
Danlanal Banten Kolonel Marinir Dedi Komarudin, mejelaskan pentingnya lahan kecil untuk ketahanan pangan guna cegah stunting, dalam pertemuan Mupen Jawara dan KIE-KB dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023. /Foto: Portal Lebak/Dwi Christianto/

PORTAL LEBAK - Komandan Pangkalan TNI AL Danal Banten terus mendukung gerakan pencegahan stunting yang disponsori oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Salah satu upaya Lanal Banten adalah mengedukasi masyarakat tentang ketahanan pangan yang dapat dilakukan tiap-tiap keluarga.

Pendidikan dan pekerjaan keamanan pangan ini dapat dilakukan dengan cara yang sederhana dan dalam ruang lingkup yang kecil.

Stunting Baca Juga: Keluarga Berperan Aktif Turunkan Angka Stunting

Gerakan ketahanan pangan ini menggabungkan teknik budidaya ikan di kolam ikan dengan budidaya sayuran bioponik.

Danlanal Banten Kolonel Marinir Dedi Komarudin mengungkapkan hal itu dalam pertemuan Mobil Unit Penerangan (Mupen) Jawa-Sumatera (Jawara) dan KIE-KB dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023 awal pekan ini, di Markas Komando Lanal Banten Cilegon. 

“Kami Mako Lanal Banten salah satu tuan rumah atau pos pemeriksaan acara Mupen (BKKBN), jadi ungkapan acara “On The Road” BKKBN adalah untuk KB, pengobatan stunting dan sebagainya,” ujar Kolonel Marinir Dedi Komarudin.

Baca Juga: BKKBN Bekerjasama dengan Pemerintah Desa Cipeundey Melaksanakan Penyuluhan Stunting, Ini Tujuannya

Kebon Nanggala, di Mako Lanal Banten, Cilegon. Menjadi contoh ketahanan pangan untuk melawan Stunting.
Kebon Nanggala, di Mako Lanal Banten, Cilegon. Menjadi contoh ketahanan pangan untuk melawan Stunting.

Markas komando (Mako) di kawasan Lanal ini merupakan contoh ketahanan pangan melalui sistem terpadu yang menggabungkan perkebunan dan perikanan.

Melalui Biofloc dan Hidroponik, masyarakat diajak untuk meningkatkan kualitas makanan dari lingkungannya sendiri.

“Di sini kita punya empat bioflok dengan dua ikan nila bioflok dan dua kawanan lele, lalu kita juga ada budidaya," ujar Danlanal Banten.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Lebak Awasi Kesehatan Hewan, Cegah Penularan Penyakit Antraks

"Di sini kita punya kombinasi anggrek dan pakis dan juga kebun tanaman obat. Ini sebenarnya keamanan pangan, contoh keamanan pangan kita,”

"Contoh ketahanan pangan dan panutan kita dalam keterpurukan. Hal ini memungkinkan masyarakat mendapatkan protein hewani dari ikan dan protein nabati dari hidroponik,” jelas Dedi.

Selain uji coba, Danlanal Banten Kolonel Marinir Dedi Komarudin mengimbau warga untuk mengadvokasi ketahanan pangan agar menjadi contoh bagi masyarakat luas.

Baca Juga: Ponpes Al-Fahru Pandeglang Banten Dilahap Si Jago Merah, Material Bangunan Percepat Besarnya Api

“Kami juga menerapkan itu, kami bekerja sama dengan masyarakat di Pulau Merak. Jadi kami bermitra dengan SMK, kami lakukan dengan cara ini dan manfaatnya sampai ke masyarakat. Minimal mereka (warga) bisa makan ikan setiap hari Minggu," ujarnya.

Seperti diketahui, Danlanal Banten Kolonel Laut (M) Dedi Komarudin dikukuhkan sebagai bapak angkat akibat penundaan kelahiran anak pada 09/06/2022.

Peresmian tersebut diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Banten, di Mako Lanal Banten, Merak, Kota Cilegon.

Baca Juga: Pasien Berat 200 kg Asal Kota Tangerang Dievaluasi BPBD ke Rumah Sakit

Orang tua asuh anak stunting akhirnya mendorong kelompok advokasi dan tokoh masyarakat untuk terlibat langsung dalam stunting.

Pada saat yang sama, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengingatkan dampak buruk stunting bagi masa depan Indonesia.

Sukaryo Teguh Santoso, Deputi advokasi, mobilisasi dan informasi BKKBN, mengatakan satu dari lima bayi di Indonesia mengalami stunting dan kerdil, sehingga kecerdasannya rendah dan bisa gagal. sehat ke masa depan.

Baca Juga: Rembuk Kementerian Tenaga Kerja Diharapkan Mampu Mengatasi Pengangguran di Lebak

Oleh karena itu, stunting harus dicegah secara kolektif, baik oleh masyarakat maupun kelompok kepentingan lainnya. Baca juga:
Polisi di Musi Rawas hancurkan depo BBM bersubsidi

Menurut Teguh, pendidikan saja tidak cukup, tapi juga komitmen atau pemberdayaan pemerintah yang kuat melalui konvergensi untuk memenuhi tujuan stunting stunting.

“Padahal, peran masyarakat melalui keluarga sangat penting. Untuk itu, mereka perlu tahu apa penyebab stunting dan bagaimana cara pencegahannya, jadi ikutlah,” kata Teguh.

Baca Juga: Potensi Aquaman 2 dan Blue Beetle Dirilis Warner Bros Setelah Kerugian Besar The Flash di Box Office

Menurut Teguh, Mobil Unit Penerangan (Mupen) BKKBN merupakan salah satu infrastruktur yang efektif untuk memberdayakan keluarga yang terlibat dalam program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting.***

Editor: Dwi Christianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x